Berita menggemparkan tersiar dari Jogjakarta. Gunung Merapi kini berada di level III “SIAGA”!
Salah satu gunung vulkanik yang sangat terkenal dan sangat aktif itu mengalami kenaikan status 1 level dari yang sebelumnya hanya di tahap II “WASPADA”.
Erupsi dan guncangan yang keluar dari Gunung Merapi mulai merambah ke sejumlah wilayah di sekitar Merapi. Wilayah tersebut akhirnya masuk ke dalam zona berbahaya.
Lokasi Gunung Merapi yang tepat berada di tengah-tengah pulau Jawa itu membuatnya mendapatkan pemantauan khusus.
Aktivitas dan erupsi gunung yang senantiasa mengalami perubahan dicatat dan didokumentasikan secara rinci oleh tim ahli dan peneliti.
Tidak hanya itu, tim ahli juga rutin memberikan langkah-langkah antisipatif dan selalu melakukan sosialisas kepada masyarakat lereng gunung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyalurkan sejumlah masker di empat Kabupaten dalam rangka antisipasi letusan gunung merapi.
“Pekan lalu, BNPB telah menyalurkan 100.000 masker di empat kabupaten yaitu, Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali, dengan masing-masing 25.000 masker, BNPB juga mengirimkan lampu air garam 216 buah untuk penerangan darurat,” kata Radit di Jakarta pada Senin 16 November 2020.
Sementara itu, satu diantara tanda alam yang kerapkali terjadi saat letusan gunung Merapi akan tiba yaitu muncul sejumlah mahluk yang berasal dari gunung.
Hewan biasanya berlarian turun gunung menjadi penanda alam untuk masyarakat agar segera mengungsi.
Giyono pria berumur 71 tahun mendedikasikan hidupnya untuk memantau pergerakan aktivitas gunung Kelud, Jawa Timur.
Dirinya sudah empat kali letusan Kelud, sejak tahun 1956, 1966, 1990, dan 2007.
Menurut kesaksiannya, sebelum Kelud meletus, binatang-binatang berlarian turun gunung.
”Biasanya ular dan kijang turun sebelum Kelud meletus,” katanya.
Selain hewan, berikut tanda tanda gunung merapi akan meletus
1). Suhu Udara Tidak Karuan
Suhu udara menjelang letusan Gunung Merapi aka mengalami peningkatan panas melebihi batas normal harian, hal ini terjadi karena aktivitas magma yang meningkat.
2). Kekeringan
Diwaktu yang sama, saat suhu panas, maka air sekitar gunung akan mengering.
3). Intensitas Gempa Meningkat
Semakin sering magma beraktivitas, maka akan menimbulkan tekanan yang memicu gempa bumi.
Artikel asli : pikiran-rakyat.com
