Ini Alasan Warga Aceh Enggan Divaksin hingga Ribuan Dosis Sinovac Terbuang Sia-sia

  • Share

Sebanyak 1.921 dosis vaksin Sinovac rusak dan terbuang sia-sia di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, karena warga enggan divaksin.

Rinciannya, 1.818 dosis tak terpakai dan 103 dosis dinyatakan rusak.

Hal ini sesuai data Satgas Covid-19 Kabupaten Aceh Tenggara pada Jumat, (10/9/2021).

Ternyata, kasus warga tidak mau divaksin tidak hanya terjadi di Aceh Tenggara, tetapi juga disejumlah Provinsi Aceh.

Koordianator Vaksinasi Massal Provinsi Aceh dr Iman Murahman mengatakan, alasan warga Aceh tidak mau divaksin karena percaya pada hoaks yang berkembang seputar vaksin Covid-19.

Kata Iman, dalam pemahaman warga, vaksin tidak bisa menangkal Covid-19.

Akibatnya, tenaga kesehatan di Aceh terkendala melakukan vaksinasi di sejumlah kabupaten dan kota di Aceh.

“Selain, tidak ada pembuktian secara kasat mata akan manfaat vaksin menangkal Covid-19 dalam pemahaman warga, maka kabar bohong alias hoaks juga menjadi alasan utama warga enggan divaksin, terutama di kabupaten dan kota di Aceh,” kata Iman kepada Kompas.com, Senin (13/9/2021) malam.

Kata Iman, meski ribuan dosis terbuang, namun di Aceh Tenggara jumlah tersebut baru 3,7 persen dari angka wasted rate nasional yang ditetapkan yakni 15 persen.

“Ini (wasted rate 3,7 persen) angka wajar selama 7 bulan pelaksanaan vaksinasi,” ungkapnya.

Dinas Kesehatan Aceh mencatat, baru Kota Banda Aceh yang memiliki angka capaian vaksinasi tertinggi di Aceh yakni 60 persen.

Sementara, untuk total angka vaksinasi seluruh Aceh baru 20,7 persen dari 4 juta lebih jiwa yang ditargetkan untuk mendapatkan vaksinasi.

Kata Iman, pihaknya akan berusaha untuk meningkatkan vaksinasi kepada masyarakat.

“Jadi memang capaian untuk kabupaten lainnya di Aceh masih sangat rendah, termasuk Kabupaten Aceh Tenggara. Namun kita akan terus berusaha keras untuk meningkatkan capaian vaksinasi, agar kekebalan komunitas bisa dicapai,” tegasnya.

Iman menambahkan, banyaknya dosis yang terbuang juga disebabkan oleh jumlah vial yang diberikan pusat ke daerah. Dijelaskan Iman, untuk vaksin Sinovac 1 vial untuk 10 orang, Moderna 1 vial untuk 14 orang.

“Vaksin dikemas dalam satu vial untuk 10 orang, nah, jika ada warga yang sudah registrasi 8 orang, maka satu vial botol harus dibuka. Jika sudah melebihi waktu pakai tidak ada warga lain yang akan divaksin, maka dua dosis sisanya memang harus dibuang,” jelasnya.

Hal senada dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Tenggara Sukri Manto yang mengatakan, vaksin yang terbuang sia-sia tersebut karena banyaknya masyarakat yang takut atau tidak antusias untuk divaksin.

Padahal, vaksin dikirim dari pusat satu vial bisa untuk vaksinasi 10 orang.

Namun, terkadang yang datang untuk mengikuti vaksin kurang dari 10 orang.

“Jadi terkadang yang datang cuma enam orang, maka yang tidak terpakai juga jadi banyak,” kata Sukri Manto, Minggu (12/9/2021), seperti dikutip Serambinews.com.

Saat ini, vaksin yang terbaru satu vial isinya dua dosis.

“Sehingga, kalau untuk yang tidak terpakai pasti sedikit dan beda dengan vaksin sebelumnya,” ungkapnya.

Artikel asli : kompas.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *