Kewalahan, Pemprov DKI Angkut Jenazah Covid-19 Tak Pakai Ambulan tapi Pakai Truk?

  • Share

Kepala Badan Pengurus Keuangan Wilayah DKI Edi Sumantri terang-terangan menjelaskan Dinas Penyemayaman DKI Jakarta kerepotan mengusung Jenazah Covid-19.

Edi menjelaskan sekarang ini faksinya memakai truk memiliki 8 peti mayat untuk mengusung Jenazah Covid-19.

“Dinas Penyemayaman tidak mampu nguburin, telah lelah semua ini baru jam 6 doang telah 146 mayat bekasnya masih ditempatkan. Ini hari akan diangkat karena ambulans mustahil kembali, dengan truk memiliki delapan peti mati,” kata Edi saat mendatangi rapat di Komisi Keuangan DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/6/2021).

Hal tersebut diutarakan Edi terkait dengan resapan bujet berbelanja tidak tersangka atau BTT di Dinas Pertamanan dan Rimba Kota yang capai Rp13,02 miliar.

Rinciannya, penyediaan peti mayat, pakaian alat perlindungan diri atau APBD sebesar Rp4,63 miliar, pendistribusian stimulan bulan Januari sampai Maret 2021 capai Rp5,22 miliar dan penyediaan peti mayat, masker sarung tangan karet sebesar Rp3,16 miliar.

“Cuman satu lokasi yang ada di Rorotan saja. Karena itu ini bertambah kembali untuk ongkos peti dan sebagainya,” kata Edi.

Di lain sisi, Dinas Kesehatan DKI Jakarta memproyeksikan jumlah kasus aktif di Ibu Kota bisa sentuh angka 218 ribu sampai akhir Agustus 2021.

Prediksi itu diimbangi dengan faktor penemuan variasi baru Covid-19 di DKI Jakarta beberapa saat paling akhir.

“Ini berkaitan karena ada perkiraan variasi baru sebagai penghitungan kita . Maka kami hitung kasus aktif harian di DKI Jakarta itu benar-benar mengagumkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Senin (21/6/2021).

Widyastuti menjelaskan status paling tinggi kasus aktif tahun kemarin capai 26 ribu pasien dalam waktu sehari. Malah, Widyastuti menjelaskan, kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta sekarang ini telah melampui angka 30 ribu kasus setiap hari.

“Jika kita kerjakan perkiraan ini dapat sampai tembus kasus aktif harian itu capai lebih dari 70 ribu. Bahkan juga, jika sampai Agustus dapat capai 218 ribu,” katanya.

Ia menjelaskan prediksi itu dibikin untuk mempersiapakan beberapa skenario mitigasi berkaitan pengatasan kenaikan kasus verifikasi positif Covid-19 di beberapa service kesehatan Ibu Kota.

Dengan begitu, ia minta ada interferensi yang lebih tegas berkaitan limitasi mobilisasi masyarakat dari pemerintahan pusat dan propinsi.

“Jika tahun kemarin seperlunya cuman di Jakarta dan sekelilingnya, tapi pasti dengan tahun ini karena ramainya di propinsi lain dapat diharap limitasi yang bertambah luas,” katanya.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *