Pembangunan Rumah Mandek, Baim Wong Berhentikan 39 Pekerja dan Rugi Ratusan Juta

  • Share

Artis Baim Wong geram pembangunan rumah barunya tak kunjung selesai padahal sudah berlangsung selama delapan bulan.

Untuk rumah itu Baim mengaku telah mengeluarkan dana hingga ratusan juta rupiah tetapi malah dikecewakan oleh para pekerja bangunan.

Ketidakberesan proses pembangunan itu terungkap sejak dia merekrut manajemen konstruksi (MK).

Kompas.com merangkum sebagai berikut.

Masalah pembangunan tercium sejak rekrut MK

Baim menjelaskan, kejanggalan dalam proses pembangunan rumahnya itu mulai tercium sejak ia merekrut Manajemen Konstruksi (MK).

“Saya bayarnya itu mahal banget sebulannya, Tapi demi kelancaran ini ya sudahlah saya hire saja supaya enggak berdiri sendiri-sendiri yang akhirnya nanti dibilang nipu atau ngeduitin, makanya ada MK,” kata Baim.

Fondasi yang tak sesuai

Setelah MK bekerja selama satu minggu, ternyata ditemukan suatu hal yang tidak sesuai spesifikasi soal komponen fondasi rumah.

“Akhirnya ketemulah di situ yang harus dipakainya 300 (fondasi) dibelinya 250. Jadi itu kayak kekuatan untuk menopang sampai atas pondasi,” kata Baim.

“Fondasinya disuruhnya beli apa, dia beli apa. Ya sudah enggak boleh, kan ada gambar strukturnya,” lanjut Baim dengan nada kesal.

Mandor berkelit

Suami Paula Verhoeven itu langsung melakukan rapat mendadak guna membahas masalah tersebut bersama arsitek, MK dan kepala proyek atau mandor.

“Kita video call juga sama mandornya, di situ dibahas semuanya kok bisa beli yang 250 seharusnya beli 300 kekuatan (pondasi), itu kan enggak bisa, kalau misalkan enggak kuat nanti (rumah) bisa rubuh,” tutur Baim.

Mandor bangunan pun memberikan jawaban yang berkelit ketika ditanya soal pemilihan komponen fondasi yang tak sesuai itu.

“Jawaban mandornya ‘250 juga sudah kuat’, ya kan disuruhnya 300, kenapa milih 250,” ucap Baim.

Pecat 39 pekerja bangunan

Baim geram karena setiap minggunya dia menggelontorkan dana sampai Rp 25 juta untuk membayar total 39 pekerja.

Sudah delapan bulan, rumah barunya itu tak kunjung selesai. Baim terpaksa memecat semua pekerja bangunan.

“Seminggu Rp 25 juta, ada 39 atau 38 orang, seharinya Rp 150.000, hitung saja,” kata Baim.

“Lihat tuh, sepi, enggak ada orang sama sekali, jadi (pekerja) diberhentiin secara paksa,” pungkasnya.

Artikel asli : kompas.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *