Sejarah Aqua, Didirikan Tirto Utomo hingga Dibeli Danone Perancis

  • Share

PT Aqua Golden Mississippi merupakan perusahaan pemegang merek Aqua. Perusahaan ini tercatat menjadi produsen air mineral minum kemasan terbesar di Indonesia dari sisi pangsa pasar.

Sejarah Aqua hingga sangat populer ini tak bisa dilepaskan dari Tirto Utomo. Ia merupakan pengusaha Indonesia yang pertama kali memperkenalkan minuman air putih dalam kemasan di Tanah Air.

Pada tahun 1970-an, minuman air putih atau air tawar yang dikemas dalam botol merupakan hal yang dianggap tidak lazim. Membotolkan air minum saat itu masih dianggap hal yang aneh dan sulit diterima.

Air konsumsi umumnya adalah air tanah yang direbus, bukan air yang dikemas dalam botol. Sementara air botol berasal dari air yang disterilkan.

Dilansir dari laman resmi Aqua, Rabu (4/11/2020), Tirto Utomo mulai merintis bisnis air mineral kemasan pada tahun 1973 dengan mendirikan pabrik di Pondok Ungu, Bekasi.

Setahun setelahnya, perusahaan memperkenalkan merek Aqua dengan kemasan 950 ml dalam botol kaca dari pabriknya di Bekasi. Air kemasan itu dijual seharga Rp 75 per botolnya.

Produk air minum kemasan ini menemukan momentum pada saat yang tepat. Dalam periode tahun 1970-an itu, banyak pekerja kontraktor asing dari Hyundai, Korea Selatan, yang mengerjakan proyek Tol Jagorawi.

Pekerja-pekerja asing tersebut merupakan salah satu pelanggan pertama Aqua. Kebiasaan meminum air kemasan di tengah pengerjaan proyek tersebut rupanya menular kepada pekerja lokal. Dari mulut ke mulut lantaran kepraktisannya, Aqua kemudian mulai diterima di masyarakat.

Seiring produknya yang semakin meluas di Tanah Air, pada 1984 Aqua kemudian membangun pabrik kedua di Pandaan, Malang, untuk menyasar pangsa pasar di Jawa Timur. Tahun 1985, Aqua juga mulai memperkenalkan kemasan yang lebih kecil, yaitu 220 ml yang berbentuk gelas plastik.

Diakuisisi Danone Perancis

Lalu, di tahun 1998, perusahaan multinasional asal Perancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte, mengakuisisi mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi. Tirto Utomo sendiri masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama.

Bersamaan dengan akuisisi, kemasan Aqua mulai berganti dan label Danone mulai disematkan di kemasan Aqua.

PT Aqua Golden Mississippi sebelumnya juga pernah tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, kemudian perusahaan memutuskan untuk keluar dari bursa (delisting) pada tahun 2011.

Perusahaan bahkan rela membayar saham yang dipegang masyarakat atau publik sebesar Rp 500.000 per lembarnya agar tak lagi menjadi perusahaan publik.

Tanggapi boikot produk Perancis

Sebelumnya, seruan boikot produk Perancis tengah ramai digaungkan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi salah satu pihak yang mengimbau agar umat Islam Indonesia tidak membeli produk asal Perancis.

Di Indonesia, terdapat berbagai macam produk yang berasal dari negara di bawah kepemimpinan Emmanuel Macron itu, salah satunya produk minuman kemasan Aqua keluaran Danone.

Sebagaimana diketahui, Danone merupakan perusahaan produsen makanan multinasional yang bermarkas di Paris, Perancis.

Namun demikian, Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, beberapa produk yang dijual di Indonesia saat ini, seperti Aqua dan SGM, murni hasil pengembangan dalam negeri.

“Produk-produk kami seperti SGM dan Aqua adalah produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia untuk konsumen Indonesia,” kata Arif dalam keterangan tertulis.

Lebih lanjut, Arif menyebutkan, Aqua telah hadir di Indonesia sejak 1973. Bahkan, SGM telah muncul lebih lama dari itu, yakni pada 1965.

“Perusahaan kami tidak memiliki afiliasi politik dan hal-hal di luar bisnis kami,” ujarnya.

Arif pun menyambut baik langkah pemerintah yang tidak turut serta memboikot produk-produk Perancis, seperti negara lain.

“Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir dari 15.000 karyawan kami di seluruh Indonesia,” ucap dia.

Artikel asli : kompas.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *