Kisah cinta Soekarno dengan Siti Oetari merupakan salah satu kisah terunik yang pernah terjadi.
Kala itu, secara terang-terangan Soekarno mengaku, dia sama sekali belum melakukan hubungan suami istri bersama Oetari dengan beberapa alasan.
Awal mula perkenalan Soekarno dan Siti Oetari dimulai dari saat keduanya bertemu di rumah ayah Siti Oetari, Oemar Said Tjokroaminoto.
Saat itu Soekarno yang masih mahasiswa memang tinggal di rumah kos milik HOS Tjokroaminoto.
Mantan istri Presiden Soekarno, Siti Oetari. (Ist)
Melansir dari buku berjudul ‘Istri-istri Soekarno’ (Reni Nuryanti dkk/2007), Seoakarno kala itu berusaha mendekati Oetari, yang dipanggilnya dengan sebutan Lak.
Di suatu kesempatan, Soekarno tergerak hatinya untuk mengajak Siti Oetari jalan-jalan untuk menikmati senja di sore hari.
Saat itu, Siti Oetari pun tak menolak, dan setuju saat diajak pergi oleh Soekarno.
Pada saat Soekarno dan Oetari duduk bersamaan di sebuah tempat, Seokarno lantas memandang gadis manis itu dengan tatapan yang menggoda.
Soekarno tersenyum dan memperlihatkan pesonanya, rayuan maut pun terucap dari mulut pria berjuluk Bapak Proklamator Kemerdekaan itu.
“Lak, tahukah engkau bakal istriku kelak?”
Presiden RI Pertama, Soekarno. (Ist)
Kala itu, Siti Oetari hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menanggapi pertanyaan itu.
Adapun Soekarno kemudian kembali bertanya kepada Oetari.
“Kau ingin tahu?,” tanya Soekarno.
saat itu Oetari yang penasaran pun bertanya kepada Soekarno.
“Di mana?,” kata Oetari.
Soekarno pun dengan senang ahti menjawab pertanyaan Oetari itu.
“Kau ingin tahu? boleh, orangnya dekat sini. Kau tak usah beranjak karena orangnya ada di sebelahku,” kata Soekarno.
Adapun Siti Oetari agak kaget mendengar jawaban Soekarno itu.
Dia hanya dapat tersenyum dan terdiam beberapa lama. Hingga sebuah kata pun terucap dari mulut Siti Oetari.
“Aku juga mencintaimu,” ujar Oetari.
Kemudian, tak lama kemudian, Soekarno pun menikahi Siti Oetari.
Ternyata untuk Balas Budi
Pernikahan Soekarno dengan Siti Oetari itu ternyata bukan berlandaskan layaknya cinta sejati seorang pria kepada wanita.
Adapun Soekarno saat itu menyebut bahwa pernikahannya dengan Siti Oetari benar-benar tanpa adanya rasa ‘birahi’ seperti pada umumnya pasangan suami istri.
Dalam sebuah wawancaranya bersama Cindy Adams, Soekarno mengatakan bahwa pernikahannya dengan Siti Oetari dilakukan karena rasa hormatnya pada Oetari.
“Sampai ia (Tjokroaminoto) meninggal, ia tidak pernah tahu bahwa aku mengusulkan perkawinan ini hanya karena aku sangat menghormatinya dan menaruh kasihan padanya,” ungkap Bung Karno kepada Cindy Adams.
Blak-blakan bahkan Soekarno mengatakan bahwa ia sama sekali tidak pernah ‘menyentuh’ Siti Oetari.
Kala itu, Siti Oetari itu tetap dijaganya dalam keadaan suci.
Sketsa wajah Siti Oetari. (Ist)
“Kami tidur berdampingan di satu tempat tidur, tetapi secara jasmaniah kami sebagai kakak beradik,” ucap Soekarno.
“Bahkan kami satu sama lain sejujurnya tidak memiliki keinginan melakukan sebagai layaknya suami-istri. Maksudku, dia menyukaiku dan aku menyukainya, tapi perkawinan kami bukan didasari rasa birahi menyala-nyala,” kata Soekarno.
Karena pengakuannya tersebut, kemudian munculah istilah ‘janda perawan’ dan istilah itu diberikan untuk Siti Oetari.
Meski begitu, dengan tidaknya mereka melakukan hubungan suami istri, bukan berarti Soekarno tidak menyayangi Siti Oetari.
Saat Oetari sakit, Soekarno panik dan merawat Siti Oetari sepenuh hati.
Adapun Soekarno merasakan sayang, dan bukan birahi.
Namun tak semua orang percaya pengakuan Soekarno.
Misalnya, penulis buku biografi Soekarno, Lambert Giebels, meragukannya.
Menurut Giebels, Siti Oetari yang secara fisik memiliki daya tarik dan masih muda tidak mungkin didiamkan Soekarno.
“Bahwa apa yang dikatakan (Soekarno) pada otobiografi itu adalah penghinaan bagi Oetari yang manis dan menarik itu,” ucap Giebels, dikutip dari buku Istri-Istri Soekarno.
Artikel asli : tvonenews.com