Stres Karena Himpitan Ekonomi, Suami Istri Berusia Remaja Tega Aniaya Bayi 3 Bulan

  • Share

Diduga karena belum siap secara mental untuk menjalani kehidupan rumah tangga serta mengalami himpitan ekonomi, sepasang suami istri yang masih dibawah umur tega menganiaya bayi kandung mereka sendiri.

Penganiayaan terhadap bayi berjenis kelamin perempuan yang masih berumur 3 bulan itu terjadi pada senin (30/11/2020) malam di rumah tersangka di Desa Sungai Mentawa, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau. Hal itu dilakukan ketika bayi tersebut sedang tidur.

Aksi penganiayaan itu menimbulkan keributan yang terdengar oleh warga sekitar dan langsung mendatangi rumah mereka. Kepala Desa yang tinggal berdekatan dengan rumah pelaku juga datang bersama istrinya.

Mengetahui hal itu, istri Kepala Desa Marsha langsung mencoba melerai dan mengamankan bayi tersebut dari tersangka dan membawa bayi ke rumahnya untuk diberikan pertolongan karena prihatin dengan kondisi bayi itu.

Selanjutnya, pada selasa paginya bayi tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Lamandau Untuk diperiksa. Namun karena keterbatasan peralatan, bayi tersebut akhirnya dibawa ke Dokter Spesialis Anak di Pangkalan Bun

Akibat penganiayaan yang dilakukan kedua orang tua yang masih berusia remaja ini, anak kandungnya tersebut mengalami lebam bekas pukulan di sekujur wajahnya.

Kabar penganiayaan bayi oleh orang tua kandungnya ini viral di media sosial dan mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Saat ini kedua pelaku penganiayaan telah diamankan pihak kepolisian Polres Lamandau. Keduanya berinisial DP (17)  yang merupakan Ayah korban dan Ibunya ER (18). Pelaku diamankan pada Kamis malam (3/12/2020).

Kasus ini juga telah mendapat dampingan dari pihak Dinas Sosial serta Dinas Perlindungan Perempuan dan anak Kabupaten Lamandau.

Setelah dilakukan assesment terhadap kedua orang tua bayi yang melakukan penganiayaan, diketahui, secara psikologis pasangan yang masih remaja tersebut belum siap untuk berumah tangga dan memiliki anak.

Nining Novitamala , dari Satuan Bakti Pekerja Sosial Kabupaten Lamandau mengatakan kedua pelaku mengaku khilaf karena tekanan ekonomi.

Nining menyebutkan, pemukulan terjadi dipicu dari stress nya sang suami yang saat itu sedang ditagih hutang kreditan kasur. Saat itu suami hanya memiliki uang Rp 150 ribu, namun ditagih uang angsuran kasur , sementara itu merupakan uang terakhir mereka untuk beli susu .

“Ketika sedang stres dengan tagihan hutang kasur, anaknya menangis dan tidak mau diam, dan akhirnya pelaku memukul anaknya supaya diam,” Sebut Nining.

Artikel asli : indozone.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *