Teddy Syach Tak Kuat Tahan Sedih, Terpaksa Langgar Permintaan Terakhir Rina Gunawan

  • Share

Seperti firasat akan pergi, orang yang akan meninggal mengungkap permintaan terakhirnya kepada sosok terdekat. Hal yang sama terjadi pada mendiang Rina Gunawan sebelum meninggal dunia pada 2 Maret lalu karena COVID-19.

Sang suami, Teddy Syach, mengaku mendiang istrinya sempat menyampaikan permintaan terakhir. Permintaan itu disampaikan Rina Gunawan tiga hari sebelum kematiannya. Apa permintaan terakhirnya?

“Benar-benar orang-orang yang saya enggak bisa bilang terdekat karena semua dekat. Saya cuma bilang bahwa saudara yang bisa kita jangkau, jarak terdekat itu aja yang paling kita kasih tahu,” ungkap ayah dua anak itu.”Pesan terakhir beliau itu kepada saya, enggak usah ceritakan ke siapa-siapa. Saya enggak boleh kasih tahu ibu saya sendiri. Saya enggak boleh kasih tahu saudara-saudara terdekat kami,” kata Teddy Syach, dilansir YouTube Intens Investigasi.

Sayangnya, dengan sangat terpaksa Teddy Syach mengingkarinya, Bunda. Ia tak kuat membendung perasaan sedihnya. Ia merasa kabar istrinya sakit harus disampaikan ke orang-orang yang mengenal mendiang Rina Gunawan.

Selain mengungkap permintaan terakhir mendiang Rina Gunawan, Teddy Syach juga menceritakan tanda-tanda istrinya akan berpulang. Namun, tanda-tanda tersebut ia abaikan lantaran menganggap Rina Gunawan hanya bercanda.”Dan itu kan semakin kecil circle, 3 hari sebelum beliau wafat. Saya sudah enggak kuat. Saya putuskan untuk memberi tahu ibu, memberi tahu saudara, memberi tahu kawan, kerabat, para ustaz, ikut mendoakan beliau. Dan di situ semua kaget,” kata Teddy Syach.

Tak cuma mengungkap permintaan terakhir mendiang Rina Gunawan, Teddy Syach juga menceritakan tanda-tanda saat istrinya ternyata akan berpulang. Namun, tanda-tanda tersebut ia abaikan lantaran menganggap Rina Gunawan hanya bercanda.

Diakui Teddy Syach, saat itu mendiang istrinya berkeinginan untuk bisa menyaksikan kedua buah hati tercintanya menikah. Teddy tidak tahu kalau ternyata itu menjadi pertanda sang istri kelak pergi meninggalkannya selamanya.

“Beberapa bulan belakangan dia suka bercanda, pokoknya Bunda mau menyaksikan Dedek sama Kakak menikah gitu. Dia pengen nyaksiin dulu anak-anaknya bisa menikah, baru deh habis itu Bunda mau pulang,” kata Teddy Syach.

Seminggu sebelum kepergiannya, Rina Gunawan mengeluh kecapekan. Ia mengalami sesak napas hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit, Bunda. Disebut Teddy, Rina mengeluh kecapekan lantaran sibuk bekerja.

“Kecapekan ya karena terlalu forsir kerja ngurusin orang jasa kan. Karena intensitas kerja terlalu tinggi beberapa minggu belakangan ini. Sebenarnya ada pekerjaan yang harus diselesaikan minggu-minggu ini,” tutur Teddy.

Di rumah sakit, Rina Gunawan dan Teddy Syach hanya berkomunikasi melalui handphone karena saat itu Rina didiagnosis memiliki COVID-19.

Percakapan terakhir Teddy Syach dan Rina Gunawan turut diceritakan. Teddy mengaku hanya dapat berkomunikasi dengan Rina melalui video call.

Teddy dan anak-anaknya tak diperbolehkan untuk bertemu secara langsung dengan Rina Gunawan. Hal itu karena saat itu Rina Gunawan masih dinyatakan positif COVID-19.

“Karena dari awal begitu masuk (rumah sakit) beliau di ICU jadi nggak bisa ketemu,” tutur Teddy.

“Kita tetap berkomunikasi sampai pemasangan ventilator 3 hari ini. Selama ini WhatsApp dan video call. Karena intensitas terlalu tinggi. Jadi saya juga melarang. Harusnya dia istirahat,” tutup Teddy Syach.

Tiga hari sebelum kepergian istri, air mata Teddy Syach terus-menerus berlinang. Sampai di hari kepergiannya, Teddy mengaku kuat dan sudah ikhlas melepas kepergian istri.

“Tiga hari sebelum Rina meninggal, sudah banyak air mata saya. Di hari ini, saya merasa sudah selesai. Saya hanya kuatkan dan beri semangat pada anak-anak,” ungkap Teddy Syach yang akhirnya tetap menangis di hari pemakaman istrinya.

Artikel asli : haibunda.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *