Hal ini terjadi jelang akhir zaman es terakhir, ketika Bumi sedang mengalami pemanasan dan gletser surut. Di kondisi seperti ini, ekosistem makhluk hidup membaik. Namun tiba-tiba pemanasan Bumi berhenti dan temperatur global Bumi anjlok. Temperatur dingin ini bertahan hingga 1.000 tahun dan menewaskan banyak spesies.
Ternyata hal ini terjadi karena sebuah danau bernama Danau Agassiz yang bendungan es alaminya roboh. Bendungan ini sangat besar, luasnya hampir 1 juta hektar. Air dingin yang mengisi danau tersebut akhirnya meleleh ke arus laut yang hangat dan mengguncang temperatur Bumi karena laut tak lagi hangat.
Dari sini, kita harus sadar betula bahwa perubahan iklim, merupakan tanda kiamat yang paling jelas terjadi saat ini, dan telah terbukti memusnahkan isi Bumi.
5. Ledakan Sinar Gamma
Salah satu tanda kiamat bisa datang tidak dari Bumi, namun dari antariksa. Karena jika Bumi punya nuklir yang bahkan bisa mengakhiri umat manusia, ledakan antariksa tentu merupakan yang paling kuat di alam semesta.
Ilmuwan pun telah menyebut bahwa ledakan antariksa pernah terjadi sekitar 200 juta tahun sebelum dinosaurus pertama lahir. Kala itu, Bumi berada di Periode Ordovician. Jadi tak cuma tanda kiamat, kala itu kiamat benar terjadi.
Berdasarkan studi dari ilmuwan NASA dan Brian Thomas, ilmuwan calon PhD dari University of Kansas, ledakan sinar gamma ini punya kekuatan yang melebihi nalar manusia.
Hanya dengan 10 detik ledakan dari jarak 6.000 tahun cahaya dari Bumi, akan menghancurkan setengah ozon dari Bumi. Hal ini saja sudah cukup untuk membuat semua makhluk hidup punah karena radiasi matahari.
6. Hujan Batu Angkasa
Tak cuma dari ledakan antariksa, tanda kiamat yang sulit kita terka adalah hujaman batu angkasa dari antariksa. Hal ini menurut ilmuwan adalah sesuatu yang bisa mengakhiri kehidupan di Bumi. Lagi-lagi, hal ini pernah terjadi di 3,9 miliar tahun yang lalu.
Sebuah fenomena yang dikenal dengan nama Late Heavy Bombardment ini, merupakan bencana yang disebabkan oleh adanya gangguan di sabuk asteroid antara Bumi dan Mars.
Sudah ada beberapa bukti bahwa batuan Bulan dan Bumi memiliki struktur yang serupa dan disimpulkan bahwa Bumi dan Bulan mengalami rentetan hujan meteorit tersebut selama 100 juta tahun.
7. Banjir Akibat Perubahan Iklim
Di beberapa poin di atas telah disebut bahwa perubahan iklim adalah tanda kiamat. Terdapat sebuah fenomena nyata di mana perubahan iklim merupakan tanda kiamat. Fenomena tersebut adalah Banjir Gibraltar atau Zanclean Flood. Meski tidak memusnahkan Bumi, ada jutaan kehidupan yang tersapu banjir besar, yang akhirnya mengubah ekosistem.
Di sekitar 5 juta Tahun yang lalu, terjadi kenaikan air laut di selat Gibraltar. Dulu Laut Mediterania tidak pernah ada, dan Eropa dan Afrika tergabung menjadi satu. Namun di akhir zaman es, permukaan laut naik.
Selat Gibraltar yang awalnya memblokade adanya air laut hingga laut mediterania kering kerontang, akhirnya terisi kembali secara masif.
90 Persen cekungan terisi dalam periode dua tahun, dengan kecepatan isi 10 meter ketinggian per harinya. Sehingga pulau yang ada ini disebabkan oleh banjir air asin yang terbesar di dunia.
Semua flora dan fauna non laut di area tersebut musnah, terganti dengan munculnya area laut baru yang memisahkan Afrika utara dan Eropa.
8. Erupsi
Jika ditanya apakah erupsi adalah tanda kiamat, jawabannya bisa jadi iya. Pasalnya, jika erupsi terjadi di supervulkanik, akan ada banyak sekali kehidupan yang terbabat habis oleh bencana tersebut. Bahkan, ilmuwan menyebut bahwa kepunahan massal terbesar yang ada di kehidupan Bumi, terjadi karena erupsi, yakni lewat fenomena The Great Dying.
Di erupsi yang terjadi di hampir seperempat milyar tahun yang lalu, tepatnya di akhir era Permian, 90 persen kehidupan di Bumi musnah karena bencana ini. Hanya 4 persen saja dari kehidupan yang bertahan, dan itupun dari ekosistem laut. Hal ini diyakini terjadi karena ‘banjir erupsi basal’ dari letusan supervulkanik di area Siberia.
Yang mengerikan, letusan ini tak terjadi dari gunung, melainkan dari bukaan besar di Bumi. Walhasil, letusan ini menyebar di area yang sangat luas. Hal ini diyakini terjadi saat daratan Bumi terdiri dari satu benua, atau Pangaea.
Letusan tersebut mencakup area seluas 3 juta kilometer kubik, dan fenomena ini berlangsung selama jutaan tahun. Sehingga di era ini, Bumi diselimuti angka karbon dan sulfur dioksida yang tinggi.
9. Asteroid
Tak cuma sekadar tanda kiamat, di 66 juta tahun yang lalu, Bumi pernah mengalami kiamat di mana asteroid besar menghantam Bumi dan menghabiskan seluruh spesies Dinosaurus.
Pasca asteroid besar tersebut menghantam Bumi, sinar matahari terhalau masuknya ke Bumi karena tetesan asam sulfur yang berasal dari asteroid tersebut seakan membuat benteng di atmosfer Bumi.
Suhu Bumi secara global turun hingga kehidupan laut pun semua mati. Keadaan ini terjadi selama sekitar 3 tahun, di mana temperatur global di Bumi turun lebih dari 26 derajat celcius hingga berada di bawah titik beku.
Keadaan Bumi jauh menjadi lebih buruk karena tak ada cahaya matahari. Hal ini membuat Bumi diselimuti es. Bahkan di daerah tropis, temperatur menurun dari rata-rata 27 derajat celcius, jadi hanya 5 derajat celcius.
Pendinginan dalam jangka waktu panjang ini disebabkan oleh aerosol sulfat. Hal inilah yang membuat dinosaurus punah, ekosistem mati dan Bumi seakan-akan kiamat.
Demikian pembahasan Merdeka.com tentang tanda kiamat yang berhasil diungkap oleh ranah ilmu pengetahuan. Semoga bermanfaat.