Hidup adalah perjuangan. Betapa beratnya beban hidup harus dijalani oleh setiap manusia. Tidak boleh banyak mengeluh.
Seperti dialami remaja ini. Beban hidup yang luar biasa kini harus ditanggungnya seorang diri. Setelah ditinggal pergi selama-lamanya oleh kedua orangtua, Taufik (14) kini harus menghidupi kedua adiknya.
Berbekal tubuhnya yang mungil, ia rela kerja setiap hari demi menjaga kelangsungan hidup kedua adiknya. Ia tak menghiraukan setiap curahan keringat yang menetes asal kedua adiknya dapat makan dan sekolah.
Berikut kisah pilu Taufik:
Rela Putus Sekolah Demi Dua Adik
Cerita haru Taufik dimulai dari sepeninggal kedua orangtuanya yang telah dipanggil Tuhan. Merasa bertanggungjawab atas hidup kedua adiknya, ia pun lantas memutuskan putus sekolah.
Demi kelanjutan hidup mereka, Taufik rela membanting tulang dan kerja serabutan agar kedua adiknya tetap dapat bersekolah dan menikmati masa bermain.
“Semenjak orangtuanya meninggal dunia, Taufik (14) rela putus sekolah untuk menjadi satu-satunya tulang punggung bagi kedua adiknya yang masih kecil,” dikutip dari lamanĀ kitabisa.
Berjalan Kaki 2 KM Menuju Tempat Bekerja
Kini, Taufik diketahui menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai penarik amal yang berdiri di pinggir jalan untuk pembangunan sebuah masjid raya di sekitar Jalan Raya Curah Batu.
Untuk sampai di tempatnya bekerja, Taufik pun harus menempuh perjalanan sepanjang 2 kilometer setiap harinya dengan berjalan kaki. Rasa lelah yang ia alami tak menyurutkan keyakinannya untuk berjuang dan bekerja setiap hari.
“Setiap hari, Taufik menempuh 2-3 kilometer dengan berjalan kaki ke Jalan Raya Curah Batu untuk membantu menarik amal Pembangunan Masjid,” dikutip dari laman kitabisa.