Sederet Fakta Temuan Butiran Emas di Pesisir Pantai, Penjelasan Ahli hingga Peringatan Bupati pada Warga

  • Share

Temuan butiran-butiran emas di pesisir pantai di Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Maluku Tengah, beberapa hari terakhir menghebohkan publik.

Akibatnya, warga pun berbondong-bondong mendatangi pantai untuk mendulang emas. Bahkan, ada warga yang telah mendapatkan serpihan sebanyak dua ons.

Ahli geologi angkat bicara mengenai fenomena temuan emas di pesisir pantai itu.

Adapun Bupati Maluku Tengah mengingatkan warganya agak bersikap bijaksana menanggapi fenomena itu. Berikut sederet faktanya:

Warga beramai-ramai mendulang emas

Warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah mendulang emas di pantai desa tersebut, Senin (22/3/2021)
KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah mendulang emas di pantai desa tersebut, Senin (22/3/2021)

Temuan ini bermula dari seorang warga yang melihat benda berkilauan di pesisir pantai Desa Tamilow, Amahai, Maluku Tengah.

Setelah disaring, ternyata ada kandungan emas dalam benda berkilauan tersebut.

Menurut perangkat Desa Tamilow Rais Pawae, benda itu berbentuk butiran dan menyerupai batu-batu kecil.

Setelah kejadian itu tersebar, banyak warga berbondong-bondong mendatangi pantai untuk mendulang emas.

“Dalam dua hari ada banyak warga yang dapat emas dari hasil mendulang, tapi bukan emas batangan, bentuknya butiran dan seperti batu-batu kecil,” ungkap dia.

Menurutnya, munculnya butiran emas tidak hanya sekali terjadi di desa mereka. Setahun lalu, kejadian serupa pernah terjadi.

“Setahun yang lalu ada emas juga muncul di pantai desa, tapi bukan di pantai yang sekarang ini. Semoga ini berkah bagi kita di sini,” kata Rais.

Warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, mendulang emas di pantai desa tersebut, Senin (22/3/2021).
Dok.Warga Desa Tamilow Kamarudin Warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, mendulang emas di pantai desa tersebut, Senin (22/3/2021).

Dinas terkait diterjunkan

Menindaklanjuti peristiwa itu, Wakil Bupati Maluku Tengah Leleury memerintahkan dinas terkait mendatangi Desa Tamilow.

Dinas diminta untuk memastikan keberadaan emas di tempat tersebut setelah video kehebohan temuan emas viral di media sosial.

“Saya sudah suruh Pak Sekda dan Pak Kadis Lingkungan Hidup ke sana untuk memastikan kebenarannya,” ujar Leleury.

Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku terkait hal ini.

“Pasti koordinasi akan segera kita lakukan dengan ESDM Provinsi,” kata dia.


Apa kata ahli mengenai temuan ini?

Sementara itu, ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, DR Zain Tuakia, menjelaskan, fenomena temuan emas di pesisir pantai mungkin saja terjadi.

Adapun sumber dari butiran-butiran emas tersebut berasal dari atas atau hulu.

“Itu dimungkinkan kalau ada sumbernya di atas (hulu). Jadi kalau misalnya di gunung ada (emas) kemunginan terkikis dan terbawa air ke bagian bawah, kalau tidak ada sumbernya pasti tidak ada,” ungkap Zain kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).

Sebab, menurut Zain, emas umumnya berada di bawah bebatuan yang lebih keras seperti kuarsa atau malihan di pegunungan.

Dia menjelaskan, menurut peta geologi, wilayah pegunungan di sekitar Desa Tamilow memang memiliki jenis batuan malihan yang mengandung mineral emas.

“Kalau saya lihat dari peta geologi di sini semua batuan malihan arah gunung ke atas, batuan malihan atau metamor yang di mana pada batuan ini terbentuk tipe emas orogenik itu secara primer lalu air kikis dia lalu hanyut kebawa ke sungai hingga ke pantai,” ungkapnya.

Sedangkan terkait bentuk butiran emas, Zain menjelaskan, hal itu terjadi karena adanya endapan plaster.

“Jadi di air ini hulunya intinya ada pengikisan lalu terbawa dan terendap di kali dan sebagainya. Jadi kalau muara sungai sampai ke pantai maka akan sampai di pantai juga itu namanya tipe plaser jadi pembentukan secara sekunder dia berhubungan dengan endapan pasir di kali dan pantai,” jelasnya.

Umumnya, hasil dari endapan plaser berupa emas aluvial yang berbentuk biji berukuran sedikit lebih besar dari emas logam umumnya dan bertekstur kasar.

Zain mengatakan, penemuan butiran-butiran emas di pesisir pantai Desa Tamilow itu mengindikasikan adanya endapan plaser yang terbentuk secara sekunder.

“Memang kayak begini dia (emas) seperti butiran-butiran dia di endapan-endapan pasir di sungai pantai dan di kaki bukit jadi kalau endapan yang ini dia umumnya terbawa oleh air, biasanya kalau kita dapat di sini (pesisir pantai) biasanya kita mengindikasi atau mencurigai di atas pasti ada sumbernya, sumber secara primer contoh kayak kita dapat batu di kali itu dia hanyut dari gunung contohnya seperti itu,” paparnya.

Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua

Bupati ingatkan bahaya mendulang emas

Sementara itu, Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua berkomentar mengenai warganya yang terus mendatangi pesisir pantai tiga hari terakhir untuk mendulang emas.

Warga terus membuat lubang-lubang besar di tepi pantai untuk mencari emas.

“Imbauan kami kepada masyarakat, jangan sampai melakukan kegiatan yang dapat berdampak pada kerugian. Gali kolam besar-besar itu berbahaya dampaknya bisa abrasi,” kata Abua, saat dihubungi Kompas.com dari Ambon, Selasa (23/3/2021).

Bupati mengaku telah berkoordinasi dengan DPRD setempat untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan terjadi dari pendulangan emas di pesisir pantai desa tersebut.

“Tadi juga saya sudah koordinasi dengan DPRD dan pemerintah desa kalau nanti dapat sumbernya supaya jangan orang sembarangan lakukan hal-hal yang tidak baik. Jangan sampai terjadi seperti di Gunung Botak banyak yang datang lalu muncul masalah sosial,” ungkap dia.

Dia pun menyerahkan penelitian potensi kandungan emas di Desa Tamilow kepada pihak Kementerian ESDM.

Sesuai undang-undang, kewenangan pertambangan dan mineral menjadi wewenang pemerintan pusat.

“Kami di kabupaten tidak punya kewenangan, kami hanya mengawasi masyarakat agar mereka jangan melakukan tindakan yang dapat merugikan mereka sendiri,” kata dia.

Artikel asli : kompas.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *