Mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman menuding penguasa yang memiliki sumber daya untuk melakukan permainan mind control sedang mengendalikan alam pikiran rakyat. Salah satunya, rentetan aksi teror yang terjadi dengan mengaitkan ormas FPI.
“Padahal, FPI sudah mereka bubarkan alias almarhum. FPI itu secara entitas keormasan sudah dibubarkan. Ada kekuatan-kekuatan tertentu yang menginginkan opini publik mengarah kepada FPI sebagai kelompok pelaku (teror),” kata Munarman kepada VIVA dikutip Selasa, 6 April 2021.
Menurut dia, operasi media cipta opini ini merupakan bagian dari rekonstruksi sosial yang dilakukan pihak-pihak tertentu dalam hal ini penguasa, untuk mengaburkan atau mendistorsi perhatian khalayak dari pengungkapan kasus penembakan 6 anggota Laskar FPI pada Desember 2020.
“Ini untuk menggiring opini publik agar melupakan desakan menuntaskan pembunuhan 6 laskar FPI, defisit APBN yang mencapai 50 persen, dan operasi penyelamatan koruptor kroni penguasa, sehingga opini publik berusaha keras dialihkan dengan cara cara distruption. Ada interruption terhadap berbagai isu fundamental melalui disruption issue FPI, saya dan terorisme ini,” ujarnya.
Selain itu, Munarman mengatakan, rekonstruksi sosial yaitu membangun dan menciptakan realitas-realitas bikinan atau rekayasa untuk mengaburkan realitas yang sesungguhnya, yang pada gilirannya ditujukan untuk mengendalikan pikiran khayalak sesuai dengan apa yang dimaui oleh penguasa.