UAS Ditolak Singapura. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, bungkam ketika ditanya soal penolakan Singapura atas kedatangan Abdul Somad alias UAS.
“Oh, enggak. Udah. Makasih, njeh,” kata Retno saat ditemui usai mengikuti pemilihan dan penetapan Rektor Universitas Gadjah Mada Periode 2022-2027 di Balai Senat UGM, Jumat (20/5).
Retno kemudian menuju mobilnya dan langsung meninggalkan lokasi.
Kementerian Luar Negeri Indonesia sendiri telah buka suara usai Singapura menolak masuk UAS dan menyebut WNI itu sebagai ekstremis serta menyebarkan segregasi.
Juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan bahwa penolakan UAS merupakan keputusan Singapura yang tak perlu dipertanyakan.
“Kalau kita lihat sebenarnya dalam praktik negara selama ini, negara, berdasarkan yurisdiksi dan ketentuan hukum yang berlaku di negaranya, bisa saja menerima seseorang masuk ke wilayah teritorial nasional berdasarkan berbagai pertimbangan,” ujar Faizasyah, Kamis (19/5).
“Dan, kita tak selalu tahu apa pertimbangan tersebut. Jadi apakah kita harus kemudian diminta memberi penjelasan? Tidak selalu.”
Lebih lanjut, Faizasyah menerangkan bahwa Indonesia juga memiliki aturan keimigrasian sendiri yang berhak memutuskan siapa bisa masuk dan tidak ke wilayah negara ini.
Selama Januari hingga 17 Mei 2022, Indonesia juga menolak 452 WNA di Bandara Soekarno-Hatta dengan berbagai alasan keimigrasian.
“Tidak ada presedennya kita harus menjelaskan yang ada di ketentuan keimigrasian. Demikian juga apa yang terjadi sesuai pertanyaan [UAS yang dianggap ekstremis],” ucap Faizasyah.
Menyoal kasus UAS, menurutnya KBRI Singapura sudah berusaha memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia (WNI) yang terkena masalah di negara lain.