Gempa bermagnitudo 5,6 yang terjadi di Cianjur pada Senin (21/11/2022) ternyata memiliki misteri yang mendalam terkait kemungkinan bencana besar yang mengancam wilayah Indonesia.
Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan jika gempa di Cianjur terjadi di zona subduksi, di mana dalam waktu 15 tahun telah terjadi 4 kali gempa di zona subduksi yang berjarak 241 kilometer dari titik gempa Cianjur.
Dikutip dari The New York Times, survei tersebut mengungkapkan jika pada 2007 gempa yang berkekuatan 7,5 SR melepaskan 700 kali energi dibandingkan gempa Cianjur. Namun gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan parah ketimbang gempa yang terjadi di Cianjur.
Hal ini mengakibatkan kawasan Indonesia menjadi rawan bencana besar. Pasalnya Kabupaten Cianjur menjadi salah satu daerah paling berbahaya di Indonesia.
Daerahnya sering mengalami banjir, tanah longsor dan kekeringan serta gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi. Dan semuanya muncul di Indeks Risiko Bencana Indonesia.
Penyebabnya adalah, wilayah Cianjur terletak di atas lempeng Sunda yang merupakan serangkaian dari lempeng kerak besar planet Australia, lempeng kerak yang harus diwaspadai.
Kedua lempeng bergerak satu sama lain dengan kecepatan dua inci per tahun. Gerakan ini menimbulkan tekanan gesekan antara dua lempeng yang sering mengakibatkan gempa bumi.
Kepulauan Indonesia yang luas, dengan garis pantai yang panjang dan banyak pulau, terletak di Cincin Api, busur gunung berapi dan garis patahan di sepanjang Cekungan Pasifik. Hal ini mengakibatkan kawasan yang dilalui sering dilanda gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Artikel asli : indozone.id