Bekasi, Jawa Barat – Kisah Adit, seorang pemuda disabilitas dengan kesulitan berbicara, menjadi sorotan dan menginspirasi banyak orang. Meski menghadapi berbagai keterbatasan, Adit memikul tanggung jawab besar sebagai tulang punggung keluarga setelah kepergian sang ayah. Tekadnya untuk membiayai adiknya hingga berhasil menembus Universitas Indonesia (UI) patut diacungi jempol.
Adit, yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih di kawasan pabrik, berhasil menarik perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam acara Sapa Warga di Kabupaten Bekasi pada 20 Juni 2025 lalu, Dedi Mulyadi memuji semangat kerja Adit yang mampu menghasilkan Rp 300 ribu dalam tiga hari.
Saat ditanya mengenai biaya pendidikan adiknya, dengan bangga Adit menjawab, “Dari saya.” Jawaban singkat namun penuh makna ini disambut tepuk tangan meriah dari Dedi Mulyadi. Adit menjelaskan bahwa sebagian besar penghasilannya, sekitar Rp 50 ribu per hari, ia sisihkan untuk biaya sekolah adiknya, sementara sisanya untuk kebutuhan makan di rumah.
“Hebat, dia ini mohon maaf ya, tidak sempurna fisiknya, tapi sempurna hati dan keinginannya, dan tidak mengeluh,” puji Dedi Mulyadi, terkesan dengan ketulusan dan kegigihan Adit. Sebagai bentuk apresiasi, Dedi Mulyadi memberikan kejutan berupa segepok uang, yang disambut riuh kegembiraan warga Bekasi.
Perjalanan Adit dan Impian Sang Adik Masuk UI
Dalam pertemuan berikutnya, Adit ditemani kedua adiknya, Refi dan Azizah. Adit menceritakan bahwa ia sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) namun tidak sempat lulus. Nasib serupa dialami Refi, adiknya, yang terlahir dengan down syndrome.