PT Pertamina (Persero) menyatakan produksi dan cadangan(reserve to production) minyak dan gas perusahaan akan habis dalam 7 tahun ke depan. Perusahaan pun tengah gencar mencari cadangan baru agar produksi bisa meningkat.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan salah satu cara cepat untuk menjaga agar cadangan tak habis adalah melakukan akuisisi lapangan migas. Dia mengaku saat ini perusahaan tengah mengincar lapangan di luar negeri.
“Perlu breakthrough, cara cepatnya dengan akuisisi, langsung mendapatkan peningkatan produksi dan cadangan karena reserve to production kita saat ini hanya 7 tahun. Jadi bisa dibayangkan kalau kita tidak temukan atau akuisisi cadangan migas besar, maka cadangan ini akan habis,” kata dia dalam diskusi Indonesia Energy Watch secara virtual, Minggu (26/7).
Dengan lapangan tua yang dikelola perusahaan, saat ini produksi minyak Pertamina hanya 420 ribu barel per hari. Padahal pada 2028 perusahaan punya target produksi 1 juta barel.
Nicke Widyawati mengatakan, lapangan migas di luar negeri yang diincar adalah lapangan yang menghasilkan minyak. Dengan akuisisi tersebut, akan menambah produksi perusahaan untuk menyuplai kilang Pertamina di dalam negeri.
Di dalam negeri, Pertamina memiliki 6 proyek kilang mulai dari Kilang Balikpapan, Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Plaju, dan Kilang Tuban, dan Kilang Bontang.
Pembangunan kilang ini bertujuan meningkatkan kualitas produksinya dari euro 2 menjadi euro 4 sesuai standar dunia. Pertamina juga masuk ke bisnis petrokimia sebagai sumber bisnis barunya.
“Mengenai akuisisi, kita sedang lakukan akuisisi di blok migas di luar negeri untuk tingkatkan reserve kita. Kita fokus di oil, karena kita dgn bangun kilang2 perlu tambahan crude untuk feed stock,” ujarnya.