Putra Aji Adhari tengah menjalani perawatan di rumah sakit akibat pengeroyokan yang dilakukan sejumlah orang tak dikenal di Ciledug, Tangerang.
Putra Aji Adhari pernah ramai diperbincangkan lantaran keberhasilannya meretas situs Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA) pada 2019 lalu. Apakah pengeroyokan yang dialami Putra Aji Adhari terkait peretasan yang dilakukannya pada tahun lalu?
Hal tersebut dibantah oleh Kapolsek Ciledug, Kompol Ali Yusron.
Dia memastikan bahwa peristiwa pengeroyokan murni karena kenakalan remaja.
“Ini tidak ada kaitannya dengan retas. Mereka ini anak-anak kenakalan remaja. Grup-grup yang biasa tawuran itu,” kata Ali Yusron saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (1/8/2020).
Dugaan itu muncul dari latar belakang pelaku yang sudah tertangkap, memang sering tawuran dan berbuat onar.
Ali Yusron juga menduga ada beberapa pelaku lainnya yang masih buron.
Diduga mereka telah pergi meninggalkan wilayah Jabodetabek.
“Pelaku sudah saya tangkap. Ini diduga ada pelaku lainnya, sedang kita dalami,” ujarnya.
Jadi Peretas Secara Otodidak
Sekitar bulan Mei 2019 lalu, nama Putra mulai viral atas keberhasilannya meretas situs NASA.
Laki-laki yang suka makan telur ini mengatakan sejak saat itu dia makin diburu masyarakat.
Bukannya mereka mengajak Putra untuk berselfie tapi untuk proyek uji penetrasi situs.
Beberapa pelanggannya adalah bank pelat merah dan swasta.
Selain itu, dia juga sempat mendapatkan proyek dari salah satu media online dan lainnya.
Putra mematok tarif proyek bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan dan waktu pengerjaan.
“Saya pernah mendapatkan kontrak proyek satu bulan seharga Rp 25 juta,” katanya.
Anak bungsu dari empat bersudara ini menggunakan pendapatannya untuk upgrade perangkat kerja.
Selain itu, dia juga membelanjakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Asal tahu saja, Putra mulai belajar meretas situs sejak berusia 12 tahun.
Dia mempelajari teknik membobol situs secara otodidak.
“Saya banyak cari tahu dari Google kemudian bergabung dengan komunitas,” jelasnya.
Para anggota komunitas memberi banyak wawasan dan ilmu untuk meningkatkan kemampuannya.
Berbekal rasa penasaran dan keuletannya, dalam hitungan bulan Putra sudah berhasi meretas satu website.
“Saat itu saya meretas situs perusahaan luar negeri,” katanya.
Belum puas dengan pencapaiannya, dia kian getol meningkatkan ketrampilannya.
Sampai suatu hari, dia berhasil membobol situs website salah satu bank swasta di Indonesia.
Dian Suprianto, kakak Putra bercerita adiknya mulai tertarik untuk belajar meretas situs setelah akrab dengan game online.
Asal tahu saja, Putra membeli perangkat komputer dari angpao khitan yang dikumpulkanya.
“Dia sering ngobrol dengan saya dan kakak untuk mengenal komputer,” kata Dian.
Putra juga tidak sungkan meminta bantuan sang kakak bila komputernya sedang bermasalah.
Maklum saja kedua kakak putra bekerja di bidang komputer dan teknologi informasi.