Ibu Kandungnya Pilih Pergi Meninggalkannya, Arga 20 Tahun Lumpuh Tak Berdaya Kini dirawat Pemulung

  • Share

Inilah kisah pilu Arga Wahyu Pratama pemuda desa Sobontoro, Balen, Bojonegoro, Jawa Timur yang selama 20 tahun lumpuh tak berdaya.

Tak hanya pedih 20 tahun mengalami kelumpuhan, kini Arga Wahyu Pratama harus menerima kenyataan ibu kandungnya justru memilih pergi meninggalkannya.

Selama 20 tahun ini, Arga Wahyu Pratama dirawat oleh pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pemulung.

Sayangnya ibu angkat Arga Wahyu Pratama mendahuluinya tutup usia pada 2010 silam.

Kini sehari-hari Arga dirawat dengan penuh kasih oleh Suharto ayah angkatnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari, Suharto masih harus memulung di sisa masa tuanya.

baca juga: 10 Artis Indonesia ini Pindah Agama, Bahkan Ada yang Dua Kali Ganti Agama

Kondisi Arga (20), remaja asal Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, terbaring lumpuh di atas tempat tidur saat dikunjungi Kompas.com. Selasa (4/8/2020). ((KOMPAS.com/Hamim))
Saat Kompas.com datang bertamu ke rumahnya, melihat Arga yang terbaring seperti memberikan isyarat menyapa dengan berusaha keras menggerak-gerakkan anggota tubuhnya yang kaku.

Di atas ranjang tempat Arga terbaring, tampak sejumlah botol minuman larutan penyegar yang masih terisi air di sekelilingnya untuk persediaan minum, serta toples berisi uang pemberian dari orang.

Suharto, orangtua Arga mengatakan, kelumpuhan yang mendera anak semata wayangnya itu sudah diketahui sejak masih balita di usia sekitar 7 bulan.

“Arga usianya sudah tujuh bulan tapi kok belum bisa tengkurap, gerakan tubuhnya juga kurang aktif layaknya bayi normal pada umumnya,” kata Suharto, kepada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Menyadari ada keganjilan terhadap pertumbuhan bayi Arga, Suharto lantas bergegas memeriksakan Arga ke dokter spesialis anak di Kota Bojonegoro.

Setelah dilakukan pemeriksaan medis termasuk melakukan foto scan atau rontgen pada tubuh Arga, hasilnya ternyata di dalam batang otak Arga terdapat cairan air yang menganggu sarafnya.

Pada saat itu juga dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi terhadap bayi Arga.

Namun, biaya operasi yang amat mahal dan keterbatasan ekonomi membuat bayi Arga batal mendapatkan pengobatan secara medis.

“Waktu itu, biaya operasi ditaksir sekitar Rp 2 jutaan, tapi enggak punya duit, ya udah dirawat semampunya aja,” terang dia.

Sejak saat itu, Suharto bersama istrinya Supriyatin hanya bisa pasrah merawat Arga tanpa mendapatkan pengobatan medis untuk kesembuhan bayi Arga.

Beban merawat Arga semakin berat dirasakan oleh Suharto, semenjak istrinya, Supriyatin, meninggal dunia pada tahun 2010 silam, akibat penyakit lambung yang diderita sejak lama.

Suharto harus merawat Arga yang telah tumbuh besar sendirian tanpa bantuan sang istri yang mendampinginya.

2.5 jam seks dengan istri jika Anda mencoba pil ini!

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *