Air muka Udin berseri-seri di atas podium. Lugas saat membacakan pidato Pengukuhan Guru Besar yang digelar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu pagi, Sabtu 8 Agustus 2020.
Udin, demikian Prof. Khairudin dulu disapa, dikukuhkan sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Sistem Otomasi pada Fakultas Teknik oleh Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa M.Pd.
Prof. Khairudin, ternyata memiliki perjalanan hidup yang unik sebelum sampai pada predikat tertinggi di sebuah perguruan tinggi. Dulu, sang profesor kelahiran Tegal tahun 1979 adalah marbot masjid atau ‘tukang bersih-bersih’ masjid.
Jualan Tempe
Kisahnya viral. Berawal dari tulisan berjudul “ UDIN dari MARBOT MASJID jadi PROFESOR” yang ditulis Falasifah Ani Yuniarti di laman Facebook miliknya, Selasa 4 Agustus 2020.
Tahun 1998, dia ke Jogja, sebagai mahasiswa baru UNY, jurusan elektro. Kehidupannya yang tidak berkecukupan membuatnya prihatin.
Semasa kuliah, Udin tinggal dan mengurus Masjid Al-Amin, menjadi marbot dan jualan tempe.
Saban pagi setelah subuh, Udin kayuh sepeda bututnya, mengambil tempe Mochlar dan mengantar ke langganannya.
Begitu beres, dia kembali ke masjid untuk membersihkan masjid, kemudian mengayuh sepedanya di kampus yang jaraknya sekitar 5 kilometer. Kadang malam hari selepas Isya, dia mengantar tempe ke langganannya yang lain.