Maksud isi pesan dalam amplop William Tanton (19 tahun), pemuda yang diduga bunuh diri dengan sengaja meletakkan lehernya di atas rel kereta api di Jakarta, pada Rabu (12/8/2020), masih menjadi misteri.
Seperti diketahui, pada surat dalam amplop itu dia menuliskan pesan yang menyiratkan keputusasaan.
“Isinya, ‘Tidak perlu dikubur, bakar saja. I’m fine, thank you. Sorry ya. Terima kasih’,” kata Kanit Reskrim Polsek Metro Menteng, Kompol Gozali, kepada wartawan.
Maksud kalimat “bakar saja” dalam isi pesannya juga belum jelas apakah yang dimaksud jasadnya atau apa. Namun jika merujuk pada kalimat sebelumnya, “tidak perlu dikubur”, diduga dia bermaksud menyampaikan pesan itu untuk jasadnya.
Pada kalimat selanjutnya dia menuliskan “I’m fine, thank you. Sorry ya. Terima kasih”.
Kalimat itu diduga dinyatakan sebagai bentuk penjelasannya bahwa dirinya tidak mempermasalahkan jika jasadnya dibakar.
Isi surat tersebut pun memunculkan spekulasi tentang penyebab dia mengatakan demikian. Sejumlah dugaan, mulai dari kesulitan mencari pekerjaan hingga masalah keluarga, mencuat.
Seorang saksi bahkan menyebutkan bahwa sebelum tertabrak kereta api, William terlihat seperti orang yang kebingungan.
“Barangkali dia stres. Pas kereta api lewat saya lihat di tidur di atas rel. Lehernya pas di taruh di rel,” katanya.
Dari KTP-nya diketahui bahwa pemuda tersebut merupakan warga Binjai kelahiran 12 Juli 2001. Dia beralamat di Jalan KH Wahid Hasyim No 58 Lingkungan III, Desa Pekan Binjai, Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Dalam video yang beredar, terlihat warga ramai menonton jasadnya seakan tanpa rasa ngeri. Sebagian dari mereka bahkan merekam dan memfoto jasadnya.
William Tanton tewas mengenaskan usai dilindas kereta api di jalur kereta api jurusan Mangarai-Tanah Abang di depan Museum Ahmad Yani, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). Kepalanya putus alias terpisah dari badannya.
Artikel Asli : indozone.id