Di pasar modal, ada banyak hal sebagai pemikiran aktor pasar tentukan tindakan jual atau membeli pada sesuatu saham yang dikuasai oleh sebuah sentimen. Nach sentimen ini berbagai macam memiliki bentuk yang pada akhirnya diserap oleh aktor pasar yang membuat pemahaman sendiri.
“Di pasar itu yang terbanyak terjadi ya berdasar informasi, sentimen dan pemahaman. Pemahaman itu yang gerakkan pasar. Sementara beberapa hal yang berkaitan esensial itu kan lebih berkaitan verifikasi,” jelasnya.
Bila menyaksikan keadaan sekarang ini, aktor pasar memang condong memercayakan nalurinya, walau sebenarnya persepsilah yang bermain. Dalam kasus Ronaldo, pemahaman aktor pasar ialah tindakan Ronaldo akan memengaruhi fansnya di penjuru dunia tidak untuk konsumsi Coca-Cola. Hingga diprediksi pemasaran akan turun yang akan datang.
Sentimen yang membuat pemahaman itu pasti kemungkinan dapat salah atau betul. Nach kemudian baru aktor pasar cari verifikasi, dapat dengan menanti keluarnya neraca keuangan atau dari beberapa berita di media mengenai pemasaran perusahaan. Ketika itu info esensial perusahaan akan tentukan apa keputusan aktor pasar itu salah atau benar.
“Tapi kalau terkait Coca-Cola saya tidak melihatnya seperti itu. Kemungkinan harga saham turun karena ekspektasi penjualanya akan turun, karena Coca-Cola ini kan minuman non kesehatan, sementara ke depan oran-orang mulai banyak yang sadar terhadap kesehatannya,” tutup Reza.
Response (1)