Lima setengah tahun setelah sekelompok ekstremis membunuh belasan orang di kantor Charlie Hebdo, majalah satir asal Prancis itu mengumumkan kembali mencetak kartun Nabi Muhammad yang menjadi penyebab penyerangan pada Januari 2015 tersebut.
Dilansir dari laman NPR, Rabu (2/9), pengumuman ini disampaikan kemarin, sehari sebelum 13 pria dan seorang perempuan akan disidang untuk kasus penyerangan itu pada hari ini.
Pada editorialnya pekan ini, Charlie Hebdo mengatakan kartun Nabi itu sudah menjadi “milik sejarah dan sejarah tidak bisa ditulis ulang atau dihapus”.
“Kami tidak akan menyerah,” tulis direktur Charlie Hebdo Laurent “Riss” Sourisseau, yang terluka pada penyerangan kala itu. “Kebencian yang menyerang kami masih tetap ada dan sejak 2015 seiring waktu kebencian itu berubah, berganti wujud tanpa disadari dan diam-diam terus melanjutkan perang salibnya yang kejam.”
“Satu-satunya alasan untuk tidak kembali menerbitkannya,” kata dia,” adalah karena alasan politik dan jurnalistik yang pengecut.”
Di antara kartun yang dulu dicetak menampilkan Nabi Muhammad memakai serban berbentuk bom yang pertama kali diterbitkan pada 2005 oleh harian Denmark Jyllands-Posten dan diterbitkan ulang oleh Charlie Hebdo setahun kemudian.