Jodoh, rezeki dan maut merupakan takdir Allah SWT.
Jika Allah SWT sudah berkehdak maka apapun bisa langsung terjadi.
Tak peduli tua atau muda, sakit atau sehat, seseorang bisa kapan saja dipanggil oleh Allah SWT.
Seperti yang dialami seorang imam masjid yang satu ini.
Imam masjid di Palembang yang bernama Hasbi Asshiddiqie itu meninggal dunia saat tengah ceramah.
Padahal kondisinya masih baik-baik saja saat hendak ceramah.
Namun, ia mendadak ambruk dan meninggal dunia, lima menit setelah berceramah.
Hasbi yang juga merupakan pensiunan dosen dan bendahara pimpinan wilayah Muhammadiyah tersebut sempat mendapatkan pertolongan pertama, namun nyawanya tak terselamatkan.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com Sabtu (24/4/2021), peristiwa tersebut terjadi di Massjid Darul Muttaqin, Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (23/4/2021).
Baru lima menit berikan tausiyah
Berdasarkan keterangan saksi mata yang juga jemaah masjid, Wahid Husein (50), Hasbi Asshiddiqie mulanya memberikan ceramah seusai shalat tarawih berjamaah.
Dalam kesempatan di malam Jumat bulan Ramadhan itu, ia memberi tausiyah mengenai rizki antara shalat Isya dan tarawih.
Namun baru lima menit berbicara di mimbar, tiba-tiba Hasbi ambruk.
Hal yang begitu mendadak ini sontak saja mengejutkan jemaah masjid yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Diberi napas buatan, akhirnya meninggal dunia
Saat melihat ayahnya terjatuh di mimbar, anak dari almarhum langsung berusaha memberi pertolongan.
“Yang lain juga terkejut melihat itu, kemudian anak almarhum yang ada di lokasi sempat memberikan pertolongan napas buatan sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit,” kata Wahid.
Namun setibanya di rumah sakit, imam masjid tersebut dinyatakan meninggal dunia.
Wahid mengaku selama ini almarhum merupakan orang yang aktif dan pandai bergaul.
“Setahu kami almarhum tidak mempunyai riwayat sakit berat. Memang ia rajin memberikan ceramah di masjid,”ujarnya.
Selain aktif mengisi ceramah, almarhum pun diketahui merupakan Bendahara Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumatera Selatan dan pensiunan dosen di Universitas Islam Negeri Raden Fatah serta Universitas Muhammad Palembang.
“Sekarang almarhum cuma aktif di Muhammadiyah, karena sudah pensiun sebagai dosen,”jelasn Wahid.
Sosok almarhum
Selama hidup, Almarhum merupakan Bendahara Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumatera Selatan.
Hasbi juga merupakan pensiunan dosen di Universitas Islam Negeri Raden Fatah dan Universitas Muhammadiyah Palembang.
“Betul, Pak Hasbi Asshiddiqie, bendaraha PWM wafat dan telah dimakamkan ba’da Jumat tadi,” kata Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Selatan Romli.
Doa Setelah Shalat Tarawih
Saat bulan Ramadhan, kita dianjurkan untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih dan ditutup dengan shalat Witir.
Shalat Tarawih adalah salat sunnah yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan.
Sementara shalat witir adalah salat sunat dengan jumlah rakaat ganjil.
Kedua shalat ini dikerjakan pada malam hari, antara setelah waktu shalat Isya hingga sebelum datang waktu Shubuh.
Selesai melaksanakan shalat Tarawih dan Witir, kita juga dianjurkan untuk membaca beberapa doa.
Bacaan doa setelah shalat tarawih
Doa Kamilin menjadi salah satu doa yang banyak dibaca setelah shalat Tarawih.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Fattah Bandar Lampung, Ustaz Asep Abdullah mengatakan, doa tersebut bernama doa kamilin karena pada awal bacaannya, terdapat kata kamilin.
Dikutip dari Tribun Lampung, doa Kamilin tidak hanya bisa dibaca saat bulan Ramadan, tapi juga bisa dibaca setiap saat, termasuk di luar bulan Ramadan.
“Arti dari doa Kamilin mengharapkan kebaikan, keselamatan, dan minta dihindarkan dari segala bahaya. Jadi, bisa dibaca di waktu apapun di luar bulan Ramadan,” kata Ustaz Asep Abdullah, Selasa (2/4/2019).
Selain itu, tak ada dalil yang menyatakan, doa Kamilin hanya boleh dibaca saat bulan Ramadhan.
Ia mengungkapkan, sumber bacaan doa Kamilin tidak terdapat di dalam Alquran dan tidak pernah dibaca Rasulullah SAW.
“Tapi bukan berarti tidak boleh dilakukan karena, arti doa ini mengandung kebaikan, meminta perlindungan Allah,” jelasnya.
Hanya saja, Asep mengungkapkan, masyarakat terkadang salah persepsi dengan menganggap, membaca doa Kamilin wajib dilakukan setelah melaksanakan salat Tarawih.
“Dibaca boleh, tidak juga tidak apa-apa,” ucapnya.
Hal itu karena selama doa yang dimintakan kepada Allah SWT tidak menyalahi akidah dan justru menguatkan ketauhidan, lanjut Asep, maka diperbolehkan dalam Islam.
Inilah bacaan doa Kamilin:
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Lafal latin: “Allahummaj ‘alnaa bil iimaani kaamiliin, walil faraaidhi muaddiin,
walis shalaati haafidhiin, waliz zakaati faa ‘iliin,
walima ‘indaka thaalibiin, wali’afwika raajiin,
wabilhudaa mutamassikiin, wa’anil laghwi mu’ridhiin,
wafid dunya zaahidiin, wafil aakhirati raahibiin, wabilqadhaa-i raadhiin,
walinna’maa-i syaakiriin, wa ‘alal balaa-i saabiriin,
watahta liwaa-i sayyidina muhammadin saw yaumal qiyaamati saa-iriin,
wa-ilal haudhi waaridhiin, wa-ilal jannati daahiliin, waminan naari naajiin,
wa ‘ala sariiril karaamati qaa ‘idiin, wamin huuril ‘aini mutazawwijiin,
wamin sundusin wa istabrakin wadiibaajin mutalabbisiin, wamin ta’aamil jannati aakiliin,
wamin labanin wa ‘asalin musaffan syaaribiin, bi-akwaabiw wa abaariqaw waka’sim mimma’iin,
ma’al ladziina an’amta ‘alaihim minan nabiyyiina was siddiiqiina was syuhadaa-i was saalihiin,
wahasuna ulaa-ika rafiiqa, dzaalikal fadhlu minallaahi wakafaa billaahi ‘aliima.
Allaahummaj ‘alna fii haadzihil lailatis syariifatil mubaarakati minas su’adaa-il maqbuuliin,
walaa taj’alnaa minal asyqiyaa-il marduudiin, wasallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa-aalihi wa sahbihi ajma’iin,
birahmatika yaa arhamar raahimiin, walhamdulillaahi rabbil’aalamiin.”
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya,
sanggup menjalankan semua kewajiban, mampu menjaga salat,
bisa mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu,
yang mengharapkan ampunan dan berpegang teguh pada petunjuk-Mu juga dipalingkan dari segala permainan/tipu daya,
tergolong menjadi orang-orang yang zuhud di dunia dan mencintai kehidupan akhirat ,
rida akan qada yang sudah digariskan, bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan,
sabar atas segala musibah, termasuk orang-orang yang berjalan di bawah panji-panji junjungan kami Nabi Muhammad SAW,
pada hari kiamat sekaligus bisa mendatangi telaga kautsar, yang masuk ke dalam surga dan selamat dari api neraka,
menjadi orang-orang yang bisa duduk di atas dipan kemuliaan, mempersunting bidadari yang berpakaian sutra,
yang bisa menikmati hidangan surga, minum air susu dan madu yang murni dengan gelas dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat,
yaitu dari golongan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang salih,
mereka itulah teman yang terbaik. Kesemuanya itu adalah anugerah dari Allah,
dan cukuplah Dia sebagai Dzat yang Maha Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk golongan orang-orang yang beruntung yang diterima segala permohonannya,
dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk golongan orang-orang yang celaka yang tidak diperkenankan amalnya,
Salawat beserta salam Allah semoga tetap terlimpahkan atas pemimpin kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan semua sahabatnya dengan rahmat-Mu wahai Dzat yang paling pengasih di antara para pengasih.
Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Artikel asli : tribunnews.com
Response (1)