Benarkah almarhum Eril keturunan Walisongo? Begini penjelasan ulama

Namun ia belum bisa memastikan bila Eril adalah keturunan Walisongo seperti kabar yang beredar, ia hanya memastikan bila Eril adalah keturunan ulama besar pada masanya.
“Hanya kalau dilihat dari sisi nasab bahwa beliau adalah keturunan Walisongo, saya tidak tau secara pasti ya, tentang urutan sehingga sampai ke Walisongonya nah saya tidak tahu, kalau dari sisi keulamaannya betul-betul yakin bahwa beliau adalah keturunan ulama, ulama besar di jamannya,” kata Fauzi.
Sementara itu, Ustaz Mohay memulai penjelasannya dari asal usul kata silsilah berdasarkan pendekatan Ilmu Shorof – salah satu ilmu tata bahasa Bahasa Arab selain Ilmu Nahwu.
“Silsilah adalah garis keturunan ya, diambil dari kata: salsala, yusilsil, jadi garis keturunan. Silsilah itu ada dua, ada silsilah darah, ada silsilah ilmu. Silsilah darah namanya nasab, kalau silsilah ilmu namanya sanad. Nah nasab itu, yang nanti sampai kepada ke atas, sampai kepada bagian-bagian tertentu,” jelasnya.
Ia melanjutkan, jika di sekitar Jawa Barat, seorang yang memiliki darah pemimpin dan ketokohan lainnya, rata-rata memiliki garis keturunan dengan orang-orang besar pada masa lampau.
“Kalau sekitar Jawa Barat, ketemu siapapun, terutama darah pemimpin itu. Kalau kita lihat seorang figure, ada tokoh yang dia punya kebaikan punya leadership atau mungkin pejabat, atau mungkin pengusaha itu kalau dicek rata-rata darahnya itu pasti nyampai ke orang-orang besar, karena darah itu berputar. Kalau di atas itu ada darah pejabat, mungkin anak cucunya enggak cicitnya yang keturunan kelima keenam pasti ada yang jadi pejabat lagi,” tuturnya.
Oleh karena itu, bila Eril disebut mempunyai garis keturunan orang besar pada masa lampau, maka hal itu menurutnya tidak bisa dibantah, apalagi ayah dari Emmeril Kahn Mumtadz merupakan seorang Gubernur.
Menurutnya, warisan kepribadian dan status sosial tersebut kadang tidak langsung diwariskan pada generasi pertama, namun bisa juga ke generasi yang lebih jauh darinya.
“Itu juga berlaku tidak hanya langsung di bawah generasi satu di bawahnya generasi itu, bahkan seorang kemudian punya anak, punya cucu, cicit misalnya. Jadi itu juga ngikutin buyutnya atau kakek moyang (nya). itu pun disebut ma fil aba, fil abna, apa yang ada di bapak, itu ada di anak, karena darah terus berputar,” terangnya.
“Dengan kematian Eril ini dengan yang luar biasa jasad wangi itu kan bagian kisah. Kalau memang sekiranya memang kebaikan itu lebih kuat maka itulah yang sekarang kita tahu bahwa Eril bisa sewangi itu, jasadnya, namanya, wafatnya, karena mungkin ada darah keturunan dari silsilah yang baik,” tutupnya.
Seperti diketahui, almarhum Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril telah dimakamkan di Desa Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin, 13 Juni kemarin.
Acara pemakaman Eril dipadati oleh ribuan warga yang ingin menyaksikan sekaligus memberikan penghormatan terakhir kepada anak sulung orang nomer satu di Jawa Barat tersebut.***
Artikel asli : lombokinsider.com