Dalam proses pembuatan vaksin, virus ditumbuhkan dalam media vero cell untuk kemudian diambil dan selanjutnya diproses hingga menjadi vaksin.
“Jadi virus itu tempat tumbuh hanya di sel hidup. Nah, vero cell ini dipakai sebagai media tumbuh kembang virus. Hanya untuk memnumbuhkan saja, nanti selnya ini dibuang, tidak terlibat,” ujar Bambang.
Ia mengilustrasikan seperti ketika seseorang menanam mangga. Untuk menanam mangga dibutuhkan tanah.
Vero cell dalam hal ini seperti dengan tanah atau media yang digunakan untuk tanaman mangga supaya bisa hidup.
Ketika mangga dipanen, bukan berarti seseorang memakan tanah itu.
Terkait kehalalan, LPPOM MUI tengah melakukan sertifikasi. Bambang menyebutkan, sudah berlangsung proses audit dari LPPOM MUI pada November 2020 dan saat ini proses masih berlanjut.
Hasil dari proses sertifikasi LPPOM MUI ini akan disampaikan ke Komisi Fatwa MUI.
“Nanti komisi fatwa yang akan menentukan halal-haram,” kata Bambang.
Soal disebut ada kandungan boraks dan formalin
Mengenai informasi yang menyebut vaksin Sinovac ada kandungan boraks dan formalin, Bambang menegaskan, vaksin Sinovac sama sekali tidak mengandung bahan pengawet.
“Boraks buat apa? Formalin buat apa? Sama sekali tidak mengandung pengawet,” kata dia.
Vaksin Sinovac berisi virus inactivated, terdapat pula adjuvant, yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenisitas.
Vaksin juga mengandung buffer untuk menjaga stabilitas. Bambang mengatakan, untuk mendapatkan izin edar, maka seluruh bahan yang digunakan dalam pembuatan vaksin telah diketahui oleh BPOM.
Dengan demikian, ketika izin edar keluar, maka jaminan mutu, keamananan, dan khasiat telah diberikan oleh BPOM.
Soal jaminan/KIPI
Ketika dilakukan proses vaksinasi, maka ada yang disebut dengan fase 4 post marketing surveillance atau disebut pula pharmacovigilance.
Pharmacovigilance ini, kata Bambang, akan memantau Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) selama program vaksinasi berlangsung.
Pemantauan dilakukan oleh lembaga independen, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Paska Imunisasi.
Bambang menyebutkan, di setiap daerah juga ada Komda KIPI.
Komnas KIPI ini bertugas memantau apabila ada kejadian. Pemantauan seperti ini merupakan hal yang wajar karena sudah berlangsung lama.
Oleh karena itu, Bambang meminta agar masyarakat tak khawatir.
Klaim link FDA
Adapun terkait pesan beredar yang disebut bersumber dari laman FDA, Kompas.com telah melihat isi link laman tersebut.
Link itu sama sekali tidak membahas mengenai vaksin Sinovac.
Kesimpulan
Dari penelusuran dan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi mengenai vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan dan mengandung boraks serta formalin adalah tidak benar atau hoaks.
Artikel asli : kompas.com