Cerita Anak yang Hidup Seorang Diri, Setelah Satu Keluarga Terpapar Covid-19

“Mungkin dari tamu-tamu yang orang tanpa gejala (OTG) atau bagaimana saya kurang paham, karena di rumah saya kan ada orang yang paling tua di keluarga besar saya, jadi waktu Lebaran banyak kunjungan tamu,” kata Fridan.

“Tapi yang jelas, saya sekeluarga semenjak Sidoarjo PSBB, belum keluar kota sama sekali,” imbuh dia.

Ayah Ibu Meninggal Selang 30 Menit 

Singkat cerita, pada 11 Juni 2020, mungkin menjadi hari yang terberat yang dialami Fridan.

Pada hari itu, malaikat maut tiba untuk menjemput sang ayah sekaligus ibunya.

“Pada 11 Juni pukul 07.00 WIB, mama saya meninggal, disusul pukul 07.30 WIB, ayah saya juga meninggal,” cerita Fridan.

Keesokan harinya, Fridan kembali mendapat kabar duka kala sang nenek yang dirawat di rumah sakit sama dengan dirinya, mesti berpulang menyusul kepergian ayah dan ibu Fridan.

Hal itu membuat Fridan sangat syok dan terpukul. Dalam waktu hanya dua hari ia kehilangan seluruh keluarga dekatnya.

“Dirawat di rumah sakit juga sendirian, tidak ada keluarga yang nungguin, jadi sedih kalau ingat itu,” ucap Fridan.

Fridan mengungkapkan, ayah, ibu, dan neneknya memiliki penyakit penyerta atau yang disebut dengan komorbid.

Ayah dan neneknya memiliki penyakit diabetes, sedangkan ibunya mengidap penyakit hipertensi.

Saat ini, kondisi Fridan sudah membaik setelah mendapat perawatan di rumah sakit selama 18 hari.

“Saya sendiri menggunakan oksigen selama lima hari pada awal perawatan,” ujar Fridan.

Fridan Tinggal Seorang Diri 

Kini, Fridan hanya tinggal seorang diri setelah ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh ayah, ibu, dan sang nenek.

“Serumah memang ada empat orang, tapi saya sendirian sekarang. Saya sehari-hari jualan pulsa, alhamdulillah masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” lanjut Fridan.

“Kalau anggota keluarga lain alhamdulillah masih support, tapi memang jaraknya jauh-jauh, jadi tidak bisa setiap saat bertemu,” lanjut dia.

Dengan cerita yang ia bagikan ini, Fridan berharap tak ada lagi orang yang meremehkan Covid-19.

Pasalnya, dia dan keluarganya sudah menjadi korban nyata.

“Ya Covid-19 ini enggak main-main ya. Keluarga saya sudah kena semua. Semoga orang-orang tidak mengalami seperti yang saya alami,” pungkas dia menutup pembicaraan.

Untuk itu, meski kita sudah terkurung di rumah selama berbulan-bulan, jangan sampai lengah.

Tetap waspada dan hindari kerumunan, bila perlu tetap berada di rumah.

Serta selalu patuhi protokol kesehatan dengan jaga jarak, cuci tangan, dan memakai masker.

Jangan sampai kita baru patuh protokol kesehatan dan waspada jika anggota di rumah sudah ada yang terkena virus corona.

Artikel asli : wajibbaca.com

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *