“Kamu sih, aneh-aneh aja. Kalau butuh uang bilang aku aja. Jangan nyuri begitu. Sekarang kena getahnya kan?” tutur Audri marah.
“Iya kamu benar, aku menyesali perbuatanku. Sekarang aku tak mengetahui bagaimana harus membayarnya bila bukan kamu yang bantu aku” tutur Dea.
Audri sepakat untuk membantu si kawan. Tidak hanya meminjamkan uang, Audri juga akan mengajarkan Dea untuk mendapatkan uangnya sendiri.
“Aku akan ajari kamu caranya dapat duitmu sendiri. Tapi jangan protes oke”
Malam itu tepat merupakan hari selasa wage. Audri pun mengajak Dea untuk berburu di hutan dan menjalankan ritual pesugihan. Mereka harus memburu babi hitam yang mendiami hutan itu.
“Kita harus mendapatkan gigi taring babi hutan itu untuk ritual” tutur Dea sembari menyiapkan senjatanya.
Singat cerita, keduanya berhasil menembak mati babi hutan itu. Audri dan Dea kemudian dengan cepat mengambil dua gigi taring dan meninggalkan tubuh babi malang itu. Dengan cepat keduanya keluar dari hutan.
Sesampainya di apartemen Audri, gigi taring itu lantas ia letakkan di dekat tiga dupa yang telah ia bakar. Dea hanya menurut.
Ia mengikuti Audri yang bersemedi. Tak lama, terdengar suara ketukan di pintu apartemen Audri.
Dea keheranan, siapa yang datang bertamu di jam setengah tiga pagi. Tetapi ketika ia membuka pintu. Ia mendapati sebuah tas besar berisikan uang lembaran seratus ribu.
“Audri, kita dapat uang banyak banget” tutur Dea kegirangan.
“Pakailah uang itu untuk menyelesaikan masalahmu dan membayar kuliah, aku tak terlalu butuh uang lagi” tutur Audri.
Dea pun menggunakan uang itu untuk menebus kesalahannya. Dengan cepat reputasinya naik. Kuliah Dea juga lancar. Ia mampu lulus dengan nilai yang memuaskan.
Tetapi hal nahas terjadi. Sebagai seorang fresh graduate, Dea mendaftarkan diri ke puluhan perusahaan. Namun tidak ada yang mau menerima Dea. Dirinya selalu gagal di tahap wawancara.
Menurut para perekrut, Dea tidak mampu menjawab hal-hal basic yang ia peroleh selama perkuliahan. Para perekrut menilai ilmu semasa kuliah Dea tak berkah.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat hanyalah kejadian belaka.
Sumber: kumparan.com