“Namun kami dengan senang membayar pajak, karena kita juga yang menikmatinya sampai hari tua.”
Manfaat dari uang pajak pun turut dirasakan pengangguran di Finlandia.

Desiree Luhulima (64) WNI yang sudah 23 tahun tinggal di Finlandia menyampaikan, pengangguran mendapat tunjangan yang diambil dari uang pajak.
Besarnya tunjangan pengangguran berkisar antara 650-800 euro (Rp 11-13,65 juta) per bulan.
Namun, pengangguran harus aktif belajar atau mencari pekerjaan dari uang itu, tidak boleh hanya berleha-leha.
“Kamu harus aktif mencari sekolah yang kamu mau atau melamar pekerjaan. Subsidi silang lah istilahnya,” tutur Desiree yang bekerja sebagai guru bahasa Indonesia untuk anak-anak.
Rawan depresi
Meski Finlandia negara paling bahagia di dunia, bukan berarti negara Skandinavia ini tanpa noda.
Masalah yang terus menerpa tiap tahun adalah depresi akibat musim dingin berkepanjangan.
“(Siang) hari terpendek di Helsinki itu sekitar 5-6 jam daylight, itu juga kadang mendung seharian,” ungkap Aji seraya menambahkan jika musim panas matahari bisa bersinar sampai 19 jam.

Senada dengan Aji, Desiree pun menceritakan pengalaman serupa.
“Di sini yang membuat depresi adalah ketika winter (musim dingin) itu hampir tidak ada matahari. Matahari kelihatan dari jam 10, terbenamnya jam 1 jam 2.”
“Tapi kalau summer (musim panas) enggak ada malamnya.”
“Yang gelap itu mampu membuat depresi, mereka kadang-kadang minum, dan kalau minum anaknya terbengkalai, anaknya diambil oleh negara, dicarikan foster parents (orangtua asuh).”
Di Finlandia, negara berhak mengambil hak asuh anak jika orangtuanya dianggap lalai atau tidak layak mengasuh.
Artikel asli : kompas.com