Rindu Belajar di Sekolah
Yustandi, ayah Aura turut merasakan apa yang dialami anaknya selama belajar dari rumah.
Aura kata dia, sangat merindukan kembali belajar di sekolah.
“Dia sangat rindu kembali belajar di sekolah. Dia mulai dari rasa bosan di rumah hingga sulit memahami cara belajar via online, dibanding tatap muka di kelas,” katanya.
Di laman Facebooknya, Yustandi menulis pesan yang ditujukan untuk Mendikbud, Gubernur Kalbar dan Bupati Sintang supaya membuka kembali ruang kelas untuk belajar.
“Jika tak ingin meninggalkan generasi yang lemah di belakang mu , berharap kepala daerah mengeluarkan kebijakan berbeda berdasarkan kondisi wilayah terkait aktivitas belajar mengajar di sekolah,” tulisnya.
“Indonesia itu luas, Kalbar itu luas, Sintang itu luas. Kondisi infrastruktur yang jauh berbeda antara pusat dan daerah,” tulis Yustandi lagi.
Yustandi berpendapat, kebijakan sekolah dari rumah tidak bisa disama ratakan.
Belajar dari rumah melalui online sebagai upaya memutus mata rantai penularan sangat tepat untuk daerah perkotaan, terutama wilayah wabah corona tidak terkendali dan masif.
“Tapi bagaimana dengan wilayah terpencil perdesaan, perbatasan dan kepulauan dan tidak ada kasus corona? Jangankan akses internet, listrik saja yang menjadi kebutuhan pokok tidak ada,” ungkapnya.
“Jika dikaitkan dengan wabah corona meliburkan sekolah sebaiknya bukalah data. Apakah ada corona? Mungkin saja ada mungkin saja tidak. Yang terpenting dalam kondisi saat ini dimanapun kita berada adalah menjalankan protokol kesehatan dalam mencegah terjangkitnya Corona virus,” lanjutnya.
Akibat kebijakan belajar dari rumah, para orang tua murid di wilayah pedesaan, kepulauan dan terpencil pasti saat ini mereka merasakan kegundahan.
“Nurani seorang guru pasti rindu dengan murid, rindu mengajarkan ilmu. Resahnya orang tua pasti takut anaknya gagal dalam dalam muntut ilmu,” jelasnya.
Yustandi mendukung upaya Bupati Sintang, Jarot Winarno soal permohonan agar sekolah yang berada di zona hijau dibuka kembali.
“Sangat setuju sekali. Dan perlu kita dorong Pak Gubernur agar menyetujui permohonan pak bupati, demi anak-anak kita,” ucapnya.
“Saya bukan asal setuju, tapi melalui data kejadian Covid-19, pengamatan, dan memahami kondisi wilayah Sintang daerah perbatasan dan terpencil,” katanya.
Harapan Yustandi sejalan dengan keinginan Bupati Sintang, Jarot Winarno.
Bahkan, Jarot mengaku sempat berkoordinasi dengam Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengenai efektivitas belajar dari rumah.
Kepada Gubernur, Jarot mengajukan permintaan untuk memperbolehkan siswa kembali belajar di sekolah bagi daerah yang berada di zona aman kasus penyebaran Covid-19.
“Saya sudah berkoordinasi dengan gubernur, minta petunjuk. Belajar dari rumah logikanya musti ditunjang oleh satu adanya jaringan internet, kedua ada TVRI,” tuturnya.
“Saya minta dengan gubernur, bisa ndak zona hijau yang tidak ada internet dan saluran TVRI saya masukan sekolah lagi,” kata Jarot.
Menurut Jarot, tidak semua wilayah di Kabupaten Sintang tersambung jaringan internet dan saluran TVRI yang ditunjuk oleh Kemendikbud sebagai sarana siswa belajar dari rumah.
Jarot mengaku kasihan dengan anak-anak yang berada di pedalaman yang tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan segala keterbatasannya.
“Jangan sampai kita over protektif dengan corona, tetapi korbannya telalu besar, termasuk pendidikan anak anak kita yang karena kesulitan belajar,” ujarnya.
“Nanti coronanya berlalu, tapi kita juga masih bodoh, karena ndak sekolah hampir 3 bulan. Kalau di kampung, sekolah bagi anak anak tidak hanya belajar, tapi juga rekreasi dan sosialisasi. Kalau libur, mereka gak ada hiburan,” ungkap Jarot.
Untuk wilayah zona merah penyebaran corona seperti di Kecamatan Sintang, Binjai, Sungai Tebelian dan Sepauk, Jarot sepakat belajar tetap dari rumah jika ada jaringan internet dan saluran TVRI.
“Kata gubernur, soal usulan zona hijau kembali belajar di sekolah, jangan dulu. Harus koordinasi dengan Mendikbud,” ujar Jarot.
Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan skenario new normal.
Tidak hanya segi sosio ekonomi, tetapi juga pendidikan.
Beberapa wilayah di Indonesia, sudah mulai mempersiapkan masuk sekolah.
Di Kabupaten Sintang sendiri, Disdikbud masih belum bisa menjelaskan soal kesiapan menghadapi new normal.
Alasannya menunggu keterangan resmi dari Kemendikbud apakah tetap memperpanjang masa belajar dari rumah atau kembali belajar di sekolah.
“Kami belum bisa jelaskan dulu, karena belum ada resmi kami terima dari Kemendikbud,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Lindra Azmar.
Permohonan Maaf Gubernur Sutarmidji
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyampaikan ada 6 guru dinyatakan kasus konfirmasi Covid-19 terbaru.
Adanya kasus guru positif Covid-19, Gubernur Sutarmidji memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka di sekolah.
Informasi tersebut disampaikannya di akun facebook pribadi milik dirinya yaitu Bang Midji, Senin (10/8/2020) pagi.
“Selamat pagi. Sinar matahari begitu bagusnya saat ini, ayo berjemur sebentar sebelum memulai aktivitas anda,” ajak Midji untuk semua masyarakat Kalbar.
Mengingat ada ada 6 kasus konfirmasi, dirinya memohon maaf untuk menunda dulu sekolah tatap muka sampai dipastikan tak ada guru dan murid yang positif.
“Saya minta daerah terus lakukan swab agar bisa dipetakan kawasan yang perlu waspada,” pungkasnya.
Artikel Asli : tribunnews.com