Detik-detik Romo Syafi’i dan Fadli Zon Diadang Puluhan Polisi Berseragam Hitam saat Mengurus Jenazah Laskar FPI

  • Share

Kemudian saat ditanya kapan prosesnya akan selesai dan jenazah bisa diambil, keluarga diberitahu setelah jenazah itu dimandikan dan dikafani. Keluarga korban pun kembali protes.

Saat itu Fadli dan Syafi’i memberikan pemahaman kepada petugas kepolisian bahwa keluarga pengin jenazah bisa secepatnya dibawa karena sudah lebih 30 jam.

Selain itu, keluarga juga meyakini bahwa 6 laskar FPI tersebut mati secara syahid, sehingga sesuai ajaran Islam, mereka tidak perlu dimandikan. Jenazah langsung disalati dan dimakamkan saja. Namun hal itu tidak diindahkan juga.

Pada Selasa malam itu, Syafi’i dan Fadli terus mencoba agar keluarga dan pengacara bisa melihat jenazah sebelum dimasukkan ke dalam peti sebagaimana diinformasikan aparat di RS Polri.

“Dan tentu kami dalam rangka melakukan tugas pengawasan kan,” ucap Syafi’i.

Setelah negosiasi, mereka pun diarahkan ke salah satu pintu yang diisyaratkan bakal bisa bertemu dengan jenazah. Namun sesampainya di pintu tersebut, mereka justru diadang petugas.

“Tetapi di pintu itu kami diadang oleh puluhan personel kepolisian yang berseragam hitam, mungkin Brimob ya, dan tidak diperkenankan (masuk). Pak Fadli bekali-kali bilang, apa kami tidak diizinkan?

Kita anggota DPR. Ini Romo ini komisi tiga, masa kami enggak diizinkan melihat korban,” tutur Syafi’i menceritakan bagaimana Fadli Zon berdebat dengan petugas yang mengadang mereka.

Menurut Syafi’i, saat itu polisi yang berjaga mengatakan bahwa mereka bukan tidak diizinkan, tetapi yang diperkenankan masuk hanya keluarga dan pengacara.

“Ya berarti enggak diizinkan dong, kata Fadli. Bukan tidak diizinkan, cuma yang diperkenankan masuk, dan itu berulang tiga kali, kalimat-kalimat dagelan itu ya. Kalimat dagelan yang sangat tidak profesional itu,” ujar anggota komisi bidang hukum DPR ini.

Selain itu, pihak keluarga dan pengacara yang katanya bisa melihat jenazah, ternyata juga tidak dipertemukan dengan para korban.

“Itu keluarga yang dipersilakan masuk dengan pengacara, tetapi entah kenapa, enggak sampai lima menit sudah keluar lagi. Lalu kami tanya, sudah ketemu? Belum, katanya,” ucap Syafi’i.

Singkat cerita, keluarga, pengacara, termasuk Romo Syafi’i dan Fadli Zon diarahkan menunggu di pintu gerbang depan RS Polri Kramat Jati dan dijanjikan bisa bertemu jenazah.

Setelah cukup lama menunggu, datanglah seorang pamen Polri menyampaikan ambulans sudah bisa masuk, dan disampaikan juga yang boleh ikut hanya satu keluarga dan satu pengacara.

Nah, tak lama kemudian, perwira Polri tadi kembali lagi untuk kedua kalinya. Syafi’i dan Fadli pun bertanya di mana jenazah yang pertama. Perwira itu pun mengatakan sudah jalan dan keluar dari pintu lain.

“Jadi, dia (mobil jenazah) keluar dari jalan yang berbeda. Itu saya bilang, kita ini dikibuli ini, saya bilang,” ungkap Syafi’i.

Karena tidak ingin ribut-ribut, Fadli Zon akhirnya mengikuti jenazah yang telah keluar dari RS Polri Kramat Jati menuju ke Petamburan. Sedangkan Romo Syafi’i menunggu di RS sampai semua jenazah dibawa oleh keluarga.

Artikel asli : jpnn.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *