Konstitusi baru adalah inti dari rencana Saied memulihkan sistem politik Tunisia, setelah dia memecat pemerintah dan kemudian membubarkan parlemen dalam langkah yang digambarkan saingannya sebagai kudeta. Belaid, yang pernah mengajar Saied dan sekarang mengepalai Komisi Permusyawaratan Nasional untuk Republik Baru mengatakan dia akan mempresentasikan rancangan baru itu pada 15 Juni.
Presiden kemudian menandatangani teks itu sebelum pemungutan suara populer. Belaid (83 tahun) mengatakan dia ingin menangani partai-partai yang terinspirasi Islam seperti Ennahdha.
“Jika Anda menggunakan agama untuk terlibat dalam ekstremisme politik, kami tidak akan mengizinkannya. Kami memiliki partai politik dengan tangan kotor. Suka atau tidak suka, demokrat Prancis atau Eropa, kami tidak akan menerima orang-orang kotor ini dalam demokrasi kami,” katanya.
Banyak orang Tunisia memuji tindakan Saied terhadap partai-partai politik dan sistem parlementer campuran yang korup dan tidak kompeten, sementara yang lain telah memperingatkan dia berisiko memusnahkan kemajuan demokrasi negara itu selama dekade terakhir.
Artikel asli : republika.co.id