“Gw malah justru enggak tahu apa-apa, jadi pas gw pulang malem di meja makan gw lihat ada hasil rontgen, nah di situ gw baru tahu penyakitnya.
Sejak itu aku cari tahu sendiri, karena Umi orangnya tertutup sama anak-anak, enggak mau nyusahin anak-anak,” jelasnya.
Dengan adanya penyakit itu, Abidzar Al Ghifari pun kini lebih sering mengingatkan ibunya.
“Gw harus ngingetin nyokap buat minum obat dan jangan terlalu sering keluar rumah,” katanya.
Sementara itu, Umi Pipik menceritakan pertama kali dirinya mengetahui penyakit yang ia idap.
“Awalnya ketahuannya dulu saya dakwah di Kalimantan, sampai hotel saya muntah, mungkin saya pikir kecapekan, selain muntah saya juga pusing dan muter semua,” kenang Umi Pipik.
Setelah itu, ia pun terus merasakan sakit di bagian leher hingga ke kepala.
“Itu sakit sekali, besoknya begitu lagi, hampir 3 hari berturut-turut, sampai akhirnya saya enggak kuat dan cek ternyata itu sudah membesar,” jelasnya.
Ia pun akhirnya melakukan pemeriksaan lanjutan.
“Pas CT Scan, dokter bilang bahwa itu tumor kelenjar getah bening, di situ sempet syok, kaget,” ujarnya.
Umi Pipik pun ternyata sudah menderita penyakit itu hampir tiga tahun.
“Alhamdulillah sekarang sudah berangsur membaik, sayanya juga menyemangati diri sendiri. Karena saya punya anak-anak, saya harus semangat buat mereka, saya harus lihat mereka sukses, mengantarkan mereka menikah,” katanya.
Bahkan saat ini ia sudah tidak banyak mengalami drop karena penyakitnya itu.
“Dulu 2 tahun lalu saya banyak ngedrop, banyak sering sakit, kalau udah kambuh itu luar biasa, udah nggak mau ngapa-ngapain,” katanya.
“Tapi ini ke sininya ya karena sugestinya saya sehat ah, dan ada Allah yang pasti menyembuhkan, jadi akhirnya gak dirasa-rasain dan akhirnya berangsur membaik,” tambah Umi Pipik.
Artikel Asli : tribunnews.com