Seorang tukang bangunan bernama Syamsuddin (51) ditemukan dalam kondisi lemas di bawah pohon besar Hutan Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.
Di balik peristiwa itu, ada kisah panjang Syamsuddin hingga warga menemukannya dalam kondisi kelaparan di tengah hutan
Tukang bangunan tersebut rupanya sudah delapan hari mengembara di Hutan Krayan, yang dikenal dihuni banyak binatang buas.
Ia nekat berjalan kaki dari Malaysia ke Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara dan menembus hutan setelah merasa ditipu.
Bekerja di Krayan dan ditipu di Malaysia

Istri Syamsuddin, Nursiah di Makassar menjelaskan, sudah sekitar sembilan tahun suaminya menjadi pemborong bangunan di Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Sejak mendapatkan pekerjaan di Krayan, Syamsuddin terus mengirimkan uang untuk keluarga dan anaknya yang masih bersekolah di Makassar.
Namun, sejak sekitar kurang lebih sebulan, Syamsuddin mendapat pekerjaan menjadi tukang bangunan di Malaysia.
Akan tetapi, di sana ia tak pernah menerima upah.
Bahkan untuk makan sehari-hari, Syamsuddin tidak diberi uang.
“Kemarin dibodok-bodoki (diperdaya) saja kasihan sama orang. Itulah dia kasih kabar mau kembali ke Krayan, jalan kaki lewat hutan, sudah saya larang dia. Nah, bagaimana kalau dia tidak ada mi pegang uang kasihan,” lanjut Nursiah.
Memutuskan pulang melalui hutan berjalan kaki
Merasa ditipu, Syamsuddin akhirnya memutuskan pulang ke Krayan, Nunukan.
Ia ingin kembali bekerja di tempat sebelumnya.
Namun, lantaran tak memiliki biaya, Syamsuddin nekat berjalan kaki dari Malaysia melalui Hutan Krayan.
Sang istri yang sempat dihubungi menangis ketakutan dengan keputusan suaminya.
“Setiap hari itu kami menangis, takut kenapa-kenapa dengan dia, karena jalan kaki kasihan dari Malaysia lewat hutan di Krayan,” kata Nursiah.
Selama menelusuri hutan mencari jalan pulang, Syamsuddin yang tak punya uang hanya membawa bekal sangat terbatas.
Hanya makan garam dan vetsin di hutan yang dihuni banyak binatang buas
Bekal perjalanan Syamsuddin hanyalah air, garam dan vetsin.
Di Hutan Krayan, pria tersebut sulit menemukan buah-buahan yang bisa dimakan.
Ketika lapar, Syamsuddin hanya menaburkan garam dan vetsin ke lidahnya.
Kemudian, ia meminum air dari tempat minum yang dibawanya.