I Gusti menjelaskan, saat itu dia kooperatif dengan petugas dengan menunjukkan jika ruangan yang ada ditempat tersebut kosong. Namun, memang didapati satu ruangan yang dikunci.
“Saya bukain semuanya. Tapi memang ada satu ruangan yang sengaja saya kunci karena saya umat Hindu itu lokasi saya pakai untuk meditasi. Pas saat itulah, polisi ini memaksa buka. Padahal saya bilang itu tempat ibadah saya,” ujar dia.
Hingga akhirnya, untuk meredam suasana, dirinya memilih untuk membuka ruang meditasi atau sembahyang tersebut. Sebelum dibuka, dia sudah memperingatkan, agar petugas tidak boleh masuk atau jika ingin masuk diminta untuk melepas alas kaki lebih dulu.
“Pas sebelum pintu dibuka, saya bilang, lepas alas kaki, tapi ternyata pas saya bukain, polisi ini malah masuk kedalam ruangan sembahyang saya pakai sepatu. Jujur saya sedih, karena di agama kami, itu tempat suci,” katanya lagi.
Atas adanya hal itu, dirinya pun langsung berkoodinasi dengan forum masyarakat beragama Hindu dan disepakati untuk membuat laporan.
“Saya tidak masalah mereka masuk ke dalam periksa. Tapi jangan masuk ke lokasi ibadah dengan seperti itu, makanya saya langsung koodirnasi dengan forum masyarakat umat Hindu dan disarankan untuk melapor,” ungkapnya.
Diketahui, anggota polisi yang dilaporkan pihak pengusaha hiburan malam itu yakni Kapolsek Kelapa Dua, AKP Muharram Wibisono. Saat dikonfirmasi dia menyebutkan saat itu memang pihaknya harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh ke setiap ruangan.
“Betul, ada razia itu. Kita memang periksa secara menyeluruh ruangan yang ada tanpa terkecuali,” kata Muharram.
Artikel asli : viva.co.id