Sebelumnya, film-film asing diselundupkan dari China.
Selama beberapa tahun, drama Korsel telah diedarkan pada USB yang mudah disembunyikan dan juga dienkripsi dengan kata sandi.
“Jika Anda salah memasukkan kata sandi sebanyak tiga kali berturut-turut, USB akan menghapus isinya secara otomatis.
Anda bahkan dapat mengaturnya sehingga ini terjadi setelah satu kali salah memasukkan kata sandi, jika kontennya sangat sensitif,” keterangan seorang pembelot dari Korut.
Mi-so ingat bagaimana tetangganya berusaha keras untuk menonton film.
Dia mengatakan mereka pernah meminjam aki mobil dan menghubungkannya ke generator untuk mendapatkan listrik yang cukup untuk menyalakan televisi.
Dia ingat menonton drama Korea Selatan berjudul “Stairway to Heaven”.
Kisah cinta epik tentang seorang gadis yang berjuang menghadapi ibu tirinya dan
kemudian penyakit kanker, tampaknya telah populer di Korea Utara sekitar 20 tahun yang lalu.
Choi mengatakan itu juga saat daya tarik dengan media asing benar-benar lepas landas – dibantu oleh compact disc (CD) dan digital video disc (DVD) murah dari China.
Namun kemudian, rezim di Pyongyang mulai menyadari hal ini.
Choi mengenang ketika keamanan negara melakukan razia di sebuah universitas sekitar tahun 2002 dan menemukan lebih dari 20.000 kepingan CD.
“Ini baru satu universitas. Bisa dibayangkan berapa banyak yang ada di seluruh negeri?
Pemerintah terkejut. Saat itulah mereka membuat hukuman lebih berat,” katanya.
Kim Geum-hyok berkata ia baru berusia 16 tahun pada 2009 ketika dia ditangkap oleh
petugas dari unit khusus yang dibuat untuk memburu dan menangkap siapapun yang kedapatan berbagi video ilegal.
Dia memberikan seorang temannya sebuah DVD musik pop Korea Selatan yang diselundupkan ayahnya dari China.
“Warga Korea Utara memiliki keluhan di hati mereka, tapi mereka tak tahu keluhan mereka ditujukan ke siapa,” katanya.
Artikel asli : tribunnews.com