Sudah empat puluh tahun berlalu, rumah tangga Mbok Tarmo dengan Giyono terjalin. Meski akhirnya sempat dirundung ujian, tatkala sang suami menikahi putri pertama Mbok Tarmo.
Terdengar miris memang, namun ia mampu mengikhlaskan, tinggal bersama dan dimadu dengan anaknya sendiri. Hal ini demi menjaga keutuhan keluarga.
Ujian bertubi-tubi telah ditempa sejak lama, Mbok Tarmo memiliki empat anak dan tiga cucu yang tidak sempurna. Kisah haru yang begitu mengetuk pintu hati dan introspeksi diri dari sosok Mbok Tarmo.
Berikut kisah lengkapnya.
Tidak Sanggup Marah
Mbak Tarmo kini telah berusia 65 tahun, warga Semin, Gunung Kidul, Yogyakarta. Sebelumnya ia pernah menjalin biduk rumah tangga dan dikaruniai lima buah hati.
Putri sulungnya bernama Damiyem. Sosok yang kini telah menjadi istri kedua bagi suami Mbok Tarmo, yakni Giyono. Tentu saja, ia tak sanggup marah menerima keputusan tersebut.
“Sama anak saya sendiri, ya kek gimana bu. Menyesal gimana saya. Itu anak saya sendiri, mau marah ya anak saya,” kata Mbok Tarmo seperti dikutip dari channel YouTube TRANS TV Official.
“Nggak sedih mbak, nggak apa-apa. Nggak marah-marah saya, benar,” tambahnya.
Cucu dari Anak Pertama
Kini Mbok Tarmo ikut merawat para cucunya, buah hasil pernikahan Damiyem dan Giyono. Posisinya hingga saat ini, Giyono masih berstatus sebagai suami Mbok Tarmo.
Cukup berat baginya, menerima kenyataan hidup yang getir tersebut. Ia tak menyangka, buah hati dari hasil pernikahan pertamanya, akan menjadi istri kedua dalam rumah tangga barunya.
Terdapat Paksaan
Salah satu bentuk berbakti Mbok Tarmo pada sang suami, ialah merelakan dimadu. Meski sayangnya harus dengan anak kandungnya sendiri. Diakui Damiyem, awalnya ia menolak. Tapi ada paksaan dari Giyono.
“Mboten purun wau menawa kula ditari nggih wegah, namung dipekso (tidak mau, waktu ditanya untuk menikah ya tidak mau, tapi bapak memaksa),” kata Damiyem sembari menunduk seraya menahan sesuatu.
Menikah Lagi Demi Keluarga
Alasan kuat Giyono memutuskan untuk menikah lagi, sebab ingin menjaga keturunan. Selama menjalani pernikahan dengan Mbok Tarmo, tidak memberi anak.
“Supaya punya tumbuh. Saya nggak punya tumbuh, bapak nikahi anak saya supaya punya tumbuh,” jelas Mbok Tarmo.
Sehingga menikah lagi, demi keluarga. Meski secara adat Jawa, dinilai kurang baik, tapi diyakini oleh Giyono hal itu sudah diperhitungkan secara matang.
“Mungkin ada apa itu aja oleh orang Jawa. Tapi saya, mungkin saya sudah hitung jangkep (cukup) itu. Nggak saya takut ada apa-apa. Karena saya itu tujuannya satu jalur, bagaimana saya bisa menyambung sejarahnya Mbok Tarmo ini,” papar Giyono.
Empat Anak Miliki Penyakit Mental
Begitu kuat mengetahui perjalanan hidup Mbok Tarmo selama ini. Apalagi hingga kini ia masih mengurus keempat anaknya yang mengalami cacat mental, dan masih mengenyam pendidikan di SLB Darma Putra Semin, Gunung Kidul.