“Saya tidak bisa mengomentari apa yang terjadi di Institute of Legal Medicine,” kata juru bicara Dinas Penjara Spanyol kepada media.
“Tetapi tiga dokter melihat tanda-tanda klinis kematian sehingga saat ini masih belum jelas mengapa hal ini terjadi,” lanjutnya.
Sehari sebelum Jimenez ditemukan “mati”, dia mengeluh sakit tetapi tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisinya.
Para petugas menyebut tubuhnya menunjukkan tanda-tanda sianosis, perubahan warna keunguan pada kulit yang disebabkan oleh sirkulasi buruk atau kurangnya aliran oksigen dalam darah.
Petugas rumah sakit mengatakan kepada media Spanyol, kematian Jimenez bisa menjadi kasus katalepsi, ketika tubuh memasuki kondisi trans atau kejang, menunjukkan hilangnya kesadaran dan perasa bersama dengan kekakuan fisik.
Namun, bagaimana Jimenez menjadi kataleptik tidak diketahui.
Jimenez memang mengidap epilepsi dan minum obatnya, tetapi keluarganya berkata tidak mudah bagi Jimenez untuk mematuhi jadwal pengobatannya di penjara, sehingga mungkin ada dampaknya.
Di rumah sakit, butuh waktu 24 jam sebelum Jimenez pulih kesadarannya dalam perawatan intensif dan mulai berbicara, yang menurut dokter adalah pertanda baik.
Saat Jimenez bangun, yang dia tanyakan pertama adalah apakah bisa bertemu istrinya.
Artikel asli : kompas.com