“Akhirnya kami yakini kalau Mbah Sim meninggal. Tetangga, kerabat juga datang ke rumah untuk berdoa, menyampaikan belasungkawa,” kata dia.
Unggahan foto relawan menjadi jalan pertemuan

Setelah 30 tahun hilangnya Mbah Sim, seorang relawan mengunggah sebuah foto dan video tentang kakek yang telantar di kawasan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.
Dalam media sosial relawan itu, tampak Mbah Sim dalam kondisi sehat secara fisik, tetapi mengalami gangguan mental.
Unggahan itu segera diketahui oleh kerabat Mbah Sim, Nurhayati dan Muhammad Ridwan.
Mereka pun segera mencari tahu apakah sosok kakek itu adalah Mbah Sim yang hilang 30 tahun lalu di Magelang, Jawa Tengah.
“Awalnya saya diberitahu kakak (Muhammad Ridwan) kalau ada informasi keberadaan Mbah Sim di grup WhatsApp. Setelah saya cek, saya mengenali wajah di unggahan itu adalah Mbah Sim. Saya langsung menghubungi Mbak Mey (Novitha-Mery), dan mencari informasi ke keluarga, untuk memastikan lagi apakah dia Mbah Sim,” papar Nurkhayati, Jumat (26/3/2021).
Nurhayati semakin yakin lantaran kakek itu mampu menyebutkan salah satu nama, yakni Musafak.
Nama itu tak lain adalah adik Mbah Sim.

Disambut sukacita
Nur akhirnya menjemput Mbah Sim ke Probolinggo.
Masih tetap sama dengan 30 tahun lalu, Mbah Sim yang sekarang juga sering bergumam dan melafalkan ayat-ayat Al Quran.
Mbah Sim akhirnya kembali pulang dan bertemu dengan keluarganya di Dusun Kalisalak, Donomulyo, Secang, Magelang, Jawa Tengah.
Kepulangan Mbah Sim pada Rabu (24/3/2021) disambut sukacita dan haru oleh keluarganya.
Artikel asli : kompas.com