Kisah Pilu Kakek Mauria, Tak Bisa Melihat karena Matanya Digigit Serangga, Butuh Biaya Berobat

  • Share

La Mauria (72), seorang petani asal Dusun Ulusadar, Desa Waesala, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, hanya bisa terbaring lesu di rumahnya.

Kakek berusia 72 tahun itu menderita penyakit aneh yang menyerang kedua matanya.

Setahun terakhir, La Mauria tidak bisa bekerja untuk menafkahi istri dan kedua anak angkatnya yang masih kecil. Penyakit tersebut menggerogoti matanya dan membuatnya buta.

Kondisi Kakek Mauria semakin memprihatinkan karena istrinya jatuh sakit sejak setahun terakhir. Sementara kedua anaknya masih duduk di bangku sekolah.

Adik Mauria, La Bunga mengatakan, penyakit itu muncul setelah korban membersihkan tanaman cengkeh di kebunnya setahun lalu.

“Jadi awalnya itu ada serangga yang masuk di mata kakak saya itu lalu dia mengcek matanya,” kata La Bunga kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Rabu (23/9/2020).

Menurut La Bunga, beberapa hari setelah itu, mata kiri kakaknya bengkak. Beberapa hari kemudian, mata kanan kakaknya juga ikut bengkak. Sehingga, kakaknya tak bisa melihat.

Saat ini, kata La Bunga, Mauria hanya bisa pasrah mengharapkan bantuan untuk berobat. Ia berharap pemerintah daerah bisa membantu meringankan penderitaan kakaknya.

Minum minyak tanah

Kakek Mauria harus melawan penyakitnya dengan kondisi yang sulit dan memprihatinkan. Muria telah melakukan segala usaha agar sembuh dari kebutaan.

Keponakan Mauria, Munandar mengatakan, pamannya itu sempat dibawa ke Puskesmas Waasala saat dua matanya bengkak karena kemasukan serangga.

Tetapi, kondisi mata pamannya semakin parah.

“Di Puskesmas Waisala antua (paman) hanya dikasih obat dan obat tetes mata tapi tidak ada perkembangan untuk membaik,” ujarnya.

Keluarga membawa Mauria ke RSUD Piru pada akhir Juni 2020. Tetapi, kondisi Muria tak membaik setelah beberpaa hari dirawat.

RSUD Piru meminta keluarga membawa Mauria ke Kota Ambon agar mendapatkan penanganan lebih maksimal.

Munandar mengatakan, pamannya memiliki BPJS Kesehatan. Hanya saja, pihak keluarga tak kunjung membawa Mauria ke Kota Ambon karena tak punya biaya.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *