JAKARTA–Ketua DPR RI Puan Maharani mengaku, selain menyempatkan diri untuk mengaji Al-Qur’an, ia juga membaca tulisan-tulisan lama tentang Bung Karno selama bulan Ramadhan.
Banyak pelajaran terkait keislaman yang bisa dipetik Puan dari sosok kakeknya yang juga presiden pertama RI itu.
“Saya menemukan satu kutipan kakek saya saat berpidato di pembukaan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama di Solo, 2 Oktober 1958,” kata Puan dikutip dari akun instagramnya @puanmaharaniri.
“Bung Karno pada pidato itu menekankan pentingnya menyatukan agama dan ilmu,” sambung Puan.
Bung Karno pada teks pidato itu mengaku gembira sekali tiap diminta berpidato di depan publik kampus Islam.
Puan pun mengaku dapat menangkap rasa kegembiraan itu.
“Perguruan tinggi atau sekolah secara umum nyatanya memang krusial. Bung Karno menyebut hanya melalui pertalian agama dan ilmu kita dapat menemukan kembali api Islam yang kita cari,” ujar Ketua DPP PDI-P ini.
Puan menambahkan, almarhum ayahnya Taufiq Kiemas juga punya semangat yang sama dengan sang proklamator. Sebab, Taufiq Kiemas memang adalah pengagum Bung Karno sejak lama.
“Semasa hidup, Papa begitu senang dan bersemangat untuk membantu pengembangan dalam hal keilmuan dan keagamaan,” ucap Puan.
Bahkan berapa diantara jasa Taufiq banyak yang Puan tidak ketahui. Misalnya jasa Taufiq Kiemas yang cukup besar untuk Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Puan baru mengetahui ayahnya turut berperan dalam mendirikan sekolah itu saat kunjungan ke sana sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada 2018 lalu, lima tahun setelah almarhum berpulang.
“Alhamdulillah, saya dalam menjalankan kerja-kerja, baik ketika menjadi Menko PMK dan sekarang mendapat amanah sebagai Ketua DPR, juga rasanya senang sekali ketika bisa meneruskan apa yang sudah ditradisikan kakek saya Bung Karno dan Papa saya bapak Taufiq Kiemas,” ujar Puan.
Saat menjadi Menko PMK Puan mengaku banyak bersinggungan dengan gagasan dan program dalam kaitan Islam dan keilmuan. Empat tahun silam, sebagai Menko PMK, Puan bertemu dengan Grand Syekh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Mohamed Tayeb di Kairo, Mesir.
Kedatangan Puan saat itu membahas tentang kerja sama pengembangan kurikulum Islam Moderat.
“Mudah-mudahan semangat, gagasan, dan pemikiran Bung Karno terus menggelora dan menginspirasi kita semua sebagai generasi penerus bangsa,” kata Puan. (*)