Otoritas Malaysia memperketat pembatasan pergerakan di enam distrik di Selangor, negara bagian terkaya di negara itu, dalam upaya untuk mengendalikan peningkatan infeksi virus Corona di sana.
Hal ini dilakukan seiring Malaysia menghadapi lonjakan kasus COVID-19 sejak dimulainya bulan suci Ramadhan — kasus harian mencapai 3.000 kasus minggu lalu untuk pertama kalinya sejak Februari.
Bahkan pada Selasa (4/5), Malaysia mencatat 23 kematian pasien COVID-19 dalam sehari, atau nyaris mendekati rekor 25 kematian dalam sehari yang tercatat di negara itu.
Dengan tambahan 23 kematian ini menjadikan jumlah total kematian akibat COVID-19 di negara itu sejauh ini menjadi 1.574.
Seperti dilansir Malay Mail, Rabu (5/5/2021), jumlah kematian harian pada Selasa (4/5) ini hampir menyamai jumlah rekor pada Februari 2021, terbesar sejak pandemi Corona melanda Malaysia pada 2020
Sejak 18 Februari, jumlah kematian harian tetap di bawah angka 20. Namun pada Selasa (4/5) menjadi pertama kalinya angka kematian meningkat menjadi lebih dari 20 kematian.
23 orang yang meninggal tersebut semuanya adalah warga Malaysia yang berusia antara 37 tahun dan 85 tahun, dan semuanya memiliki penyakit penyerta seperti obesitas, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan asma.
Beberapa di antaranya berusia di bawah 50 tahun, yaitu seorang pria berusia 37 tahun, seorang wanita 41 tahun, seorang wanita berusia 44 tahun, seorang pria berusia 47 tahun, dan seorang pria berusia 49 tahun.
Saat ini, data terbaru Kementerian Kesehatan juga menunjukkan 338 pasien COVID-19 saat ini berada di unit perawatan intensif (ICU), dengan 181 pasien membutuhkan ventilator.Baik Kelantan dan Selangor mencatat masing-masing enam kematian, sementara empat lainnya tercatat di Sarawak, masing-masing dua di Johor dan Sabah, dan masing-masing satu di Kedah, Perak, dan Melaka.
Artikel asli : detik.com