“Mereka langsung kabur karena posisi mesin mobil juga tak dimatikan,” terangnya.
Ia mengaku, tak mengejar mobil itu lantaran tujuannya menganggu “ritual” dua sejoli itu agar mereka kapok.
5. Dinilai Meresahkan
Perbuatan mereka di pinggir jalan seperti itu terhitung sudah meresahkan.
Selain tak elok di pandang, juga menganggu arus lalu lintas.
“Monggo mau gituan, itu hak tiap orang. Tapi ya pada tempatnya, jangan di pinggir jalan seperti itu,” bebernya.
Ia menambahkan, sebagai warga Semarang tak setuju jika di pinggir jalan di jadikan tempat mesum mobil goyang.
6. Sering Dijumpai Kasus Serupa
Ia kerap menjumpai hal itu terutama di jalan sepi pada malam hari.
Di antaranya di BKB, Kalibanteng, Gajahmungkur dan lainnya.

Bahkan ia pernah menjumpai pasangan telanjang berhubungan intim di dalam mobil.
“Sekali lagi itu kembali ke hak masing-masing orang, tapi jangan di jalan umum karena itu milik semua orang,” terangnya.
7. Sering Digunakan untuk Pacaran
Sementara itu, warga Magi (43) menuturkan, tak mengetahui kejadian mobil goyang tersebut.
“Kemarin ga tau kalo ada kejadian itu,” jelasnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/9/2021).
Namun ia tak menampik jika lokasi tersebut seringkali digunakan untuk kegiatan anak muda berpacaran.
Biasanya tempat itu digunakan untuk pacaran hingga tengah malam.
Namun ia menyayangkan kejadian mobil goyang itu lantaran sudah berlebihan.
“Ya kalau pacaran biasa tak apa.
Ini kok sampai gituan sore hari lagi,” ucapnya.
Ia menuturkan, pernah juga melihat mobil goyang tak jauh dari lokasi tersebut yakni di depan kantor PMI Kota Semarang.
Bedanya mobil goyang itu dilakukan saat malam hari.
“Sebagai warga resah sih atas maraknya kegiatan mesum di jalanan kota Semarang.
Gituan gapapa tapi kan ada tempatnya,” tandasnya.
Artikel asli : tribunnews.com