Saat itu UAS mengaku ada seorang petugas KUA di wilayahnya yang datang ke rumah mengadukan bahwa ada seseorang yang meminta berkas pernikahan UAS. Jika UAS tak tunduk dengan perintah tak boleh berpihak, data itu akan disebar.
“Menangis KUA, seorang pengurus KUA menangis jumpa saya, Dia pegang lutut saya, (kemudian UAS bertanya), kenapa Pak KUA menangis. (Petugas KUA menjawab) Datang tadi orang ke kantor saya cek surat nikah ustaz. Jangan ustaz berpihak, nanti kalau berpihak nanti dibuka kan mereka. Saya berpihak menunjukkan saya melawan tak takut saya,” kata UAS.
Begitu juga di pilkada serentak 2020 Kota Medan. UAS juga menerima ancaman untuk tidak berpihak. Tetapi semakin diancam, UAS semakin tidak takut, dia justru menunjukkan keberpihakannya pada pasangan Akhyar-Salman.
“Begitu juga pilkada Medan, Saya tak ada urusan dengan Medan tiba-tiba datang orang tanggal 28 November menyampaikan pesan ke saya. Ustaz pesan dari Jakarta Ustaz jangan berpihak. Langsung saya kontak Akhyar Nasution dengan Ustaz Salman Alfarisi,” ujar UAS.
Saat itu, UAS membuktikan kepada yang mengancam bahwa dirinya tidak takut. Dia langsung melakukan deklarasi dukungan untuk Akhyar-Salman dan meminta Akhyar-Salman ke Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
“Aku tak bisa ke Medan karena diikuti orang, ayo ke Bukit Tinggi kubuatkan video. Saya menang. Pilkada tak ada urusan sama saya, menang ataupun kalah. Saya menang melawan. Saya tak takut. Saya pantang diancam-ancam,” ujar UAS.
Artikel asli : wartaekonomi.co.id