Kata Pemilik izin Operasi global alat Layered Voice Analysis (LVA) di Indonesia itu, jika kritikan itu sudah dianggap tidak sopan, bahkan menyinggung Jokowi, maka siapapun yang memberi kritik tak akan didiamkan.
“Kalau sudah enggak sopan, lebih dari sekadar tersinggung, beliau bisa saja bertindak tertentu,” kata Handoko.
Lebih lanjut, Handoko juga memaparkan kata ‘Tapi’ lainnya, yang disampaikan di akhir video itu. Kata ‘tapi’ ini menurut Handoko menunjukkan bahwa Jokowi ingin semua orang tahu bahwa dia selama ini tidak membual.
“Presiden ingin membuktikan dirinya bukan sekedar lip service, tapi terbukti bisa mengatasi kritikan (salah satunya) soal penanganan covid-19 di Indonesia,” katanya.
Selain ucapan, Handoko juga melihat gestur yang dilakukan Jokowi selama interview itu berlangsung. Kata dia, yang paling menonjol adalah gerak sikut ke samping yang dilakukan Jokowi saat berkata ‘boleh-boleh saja’.
Gerak ini, bahkan kata Handoko, hanya muncul satu kali selama interview berlangsung.
Menurut dia, kata ‘Boleh boleh saja’ yang dimaksud Jokowi sekaligus menegaskan bahwa kritik harus tetap memperhatikan tata krama dan sopan santun.
“Kalau syarat dilanggar, bisa jadi ada tindakan konsekuensi tertentu yang harus ditanggung pelakunya,” kata dia, “Itu gerakan gestur yang tidak sesuai ucapan. Ucapan ngomong “boleh boleh saja” tapi gesturnya nyikut ke samping.”
Artikel asli : cnnindonesia.com