“Mungkin memiliki 400 hari dalam setahun, kemudian mereka dapat menemukan solusi untuk itu,” tandasnya.
Format baru Liga Champions ini memang terkesan “jahat” untuk para pesepak bola.
Bagaimana tidak, format lama saja sudah membuat sejumlah tim dan pemain mengeluh akan jadwal yang padat.
Sementara itu, pemain Man City, Ilkay Guendogan, juga melontarkan keluh kesahnya soal format baru Liga Champions.
Guendogan mengeluh bahwa kondisi para pemain bak tidak dipedulikan lagi oleh pihak mana pun.
Pemain asal Jermain itu bahkan tak segan menyebut format baru Liga Champions sama jahatnya dengan European Super League.
“Dengan semua hal yang terjadi di Super League, bisakah kita juga berbicara soal format baru Liga Champions?” tulis Guendogan melalui akun Twitter.
With all the Super League stuff going on… can we please also speak about the new Champions League format? More and more and more games, is no one thinking about us players?
The new UCL format is just the lesser of the two evils in comparison to the Super League…— Ilkay Gündogan (@IlkayGuendogan) April 22, 2021
“Semakin banyak pertandingan, apakah tidak ada satu pun yang memikirkan para pemain seperti kami?”
“Format UCL yang baru sama jahatnya hanya dua tingkat di bawah Super League.”
Lebih lanjut, Guendogan merasa bahwa format Liga Champions saat ini sejatinya sudah berjalan dengan baik.
“Format UCL yang sekarang bekerja dengan baik dan itulah mengapa ini menjadi kompetisi klub paling populer di dunia, untuk kami para pemain dan para penggemar,” demikian pernyataannya.
Artikel asli : kompas.com