“Pemilu kemarin saja belum hilang. Janganlah habiskan energi bahas Pemilu terus.
Urusan mendesak bangsa saat ini bagaimana mengatasi Covid-19 berikut dampak ekonominya,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka.
Terpisah, Juru Bicara Prabowo di Kemenhan, Dahnil Anzar menyatakan, Prabowo tidak tersinggung dengan pendapat dari sejumlah pihak.
Dia bilang Prabowo akan terus bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.
Seperti diketahui, Prabowo kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra, Sabtu (8/8) lalu.
Gerindra juga kembali mencalonkan Prabowo sebagai Capres 2024.
Menurut Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, keinginan agar Prabowo kembali bertarung di pilpres berasal dari kader.
“Seluruh DPD dan DPC tadi meminta Pak Prabowo untuk maju dalam pilpres tahun 2024,” ujar Muzani.
Bagaimana peluang Prabowo?
Direktur Indo Barometer M Qodari menilai Prabowo masih laku dijual. Menurut dia, sampai saat ini di berbagai survei, eks Danjen Kopassus itu masih menjadi salah satu yang tertinggi dan paling potensial dalam pertarungan Pilpres 2024.
Memang sebagian survei menunjukkan Prabowo masih nomor satu, sebagian lagi, sudah turun.
Itu wajar karena elektabilitas dipengaruhi berbagai macam isu dan masalah yang berkembang,” ujar Qodari kepada Rakyat Merdeka.
Dia mencontohkan, dalam pandemi Covid-19, kepala daerah seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil mendapatkan porsi tampil lebih banyak.
Itu membuat mereka mengalami kenaikan elektabilitas. Namun, Prabowo tetap paling potensial ketimbang para kepala daerah itu.
“Prabowo capres paling potensial pada hari ini. Tidak hanya berdasarkan elektabilitas yang cukup tinggi, tapi juga berdasarkan fakta bahwa dia ketum partai dengan salah satu kursi tertinggi di Indonesia,” ulasnya.
Dia menilai PA 212 salah besar jika ingin mengusung Sandiaga dan Riza Patria. Pasalnya kedua orang itu adalah kader Gerindra.
Artikel Asli : jpnn.com