Ghufron (24) anak dari tukang sapu di Surabaya harus mengubur cita – citanya menjadi jaksa usai diberi nilai 0 dalam tes Psikotes dan tes Kesehatan. Akibatnya, ia dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) oleh Biro Kepegawaian Kejaksaan, Kamis (30/12/2021).
Kepada Beritajatim.com, Ghufron menceritakan latar belakang keluarganya. Ia adalah satu – satunya orang yang berhasil menuntaskan gelar sarjana hingga saat ini berkuliah Magister Hukum di Unair Surabaya.
Ia berhasil memperoleh gelar sarjana hukum berkat bantuan beasiswa bidik misi. Walaupun kuliahnya telah dibiayai negara, dirinya tetap berkuliah sambil bekerja menjadi kuli bangunan hingga pelayan restoran untuk memenuhi akomodasi perkuliahan.
“Semangat saya cuman satu, mayoritas keluarga saya lulusan SD dan SMP, hanya saya yang berkuliah, Saya memang dari kecil bercita – cita jadi jaksa. Karena kan jaksa ini penentu keadilan hukum di Indonesia. Karena contohnya ada orang trus penuntutn ringan atau berat kan ada di kebijaksanaan jaksa,” ujar Ghufron, Selasa (04/01/2022).
Pria muda yang dinyatakan lulus secara cumlaude dengan IPK 3.74 oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur ini lantas menceritakan prosesnya untuk menjadi penegak hukum.
Berbagai tes ia lalui mulai tes administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), hingga akhirnya dinyatakan lulus pada Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
“Dalam SKB hukum, nilai saya tinggi karena mendapati peringkat 14 se Jawa Timur dari 270 orang. Saat itu total peserta nasional ada 2013 orang,” imbuhnya.
Saat itu ia cukup percaya diri dengan tes kesehatan dan psikotes yang ia ikuti. Ia mengaku sudah sering mengikuti tes psikotes mulai masuk SMAN 6 Surabaya hingga berkuliah.
Ia pun sempat lolos hingga tes kedua kesehatan Akmil pada tahun 2016. Ketika ia tes kesehatan untuk SKB kejaksaan di rumah sakit tingkat III Brawijaya, ia mengaku bahwa kondisinya baik tanpa catatan.
“tinggi badan saya 167 cm, berat badan 62 kg itu sangat ideal. Nilai BMI saya 22.23, hampir sempurna lah. Waktu di tes di Rumah Sakit Kodam itu, saya masih ingat kayak pemeriksaan nadi 110/70.