Dalam caption postingannya, sang reporter mengaku tidak mau mengorek berita lebh dlam soal perasaan dan duka dari para keluarga korban.
Ia mengaku hanya mendengarkan curhartan pilu pra korban kapal selam KRI Nanggala 402.
“Duduk, Diam, Mendengarkan.
Itulah yang saya lakukan.
Tidak berniat mengorek berita dari keluarga.
Hanya ikut duduk dengan kerabat Komandan untuk mendoakan.
Tak berselang lama, istri pun datang. Waktu itu memang saya sedang sendirian. Saya berniat untuk langsung berpamitan, setelah saya mengucapkan turut merasakan kesedihan yang mendalam kepada beliau.
View this post on Instagram
Belum, saya belum jadi pulang.
Kami memang tidak saling mengenal, tapi beliau menceritakan banyak hal dari apa yang dirasakan, dilakukan, dan diimpikan.
Air matanya tidak pernah jatuh ketika bercerita. Ada pancaran kekuatan. Sudah lelah, masih banyak yang diperjuangkan, katanya.
.
Terima kasih Ibu, yang telah mengizinkan saya menjadi pendengar selama kurang lebih 30 menit lebih lamanya. Terima kasih sudah menunjukkan foto-foto kebersamaan bersama keluarga, bahkan sebelum keberangkatan #KRINanggala402 dari Koarmada II Surabaya.
Komandan, seluruh kru, dan keluarga adalah orang baik.
Selalu ada jalan untuk orang baik.
Kami tidak pernah putus untuk mendoakan.
Takdir Allah tidak pernah salah dan selalu terbaik. Doa untuk semua kebaikan.
#TabahSampaiAkhir, adalah nyata..
Tidaklah pernah sia-sia,” pungkas sang reporter TV.
KRI Nanggala 402 Dinyatakan tenggelam
Setelah melakukan pencarian selama 72 jam, TNI menyatakan KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali, telah tenggelam.
Kondisi para awal kapal pun mulai dikhawatirkan.
Apalagi, ketersediaan stok oksigen di KRI Nanggala-402 diperkirakan sudah semakin menipis.
TNI juga menemukan sejumlah barang yang menjadi bukti tenggelamnya KRI Nanggala-402.
Isyarat subsunk (tenggelam) itu disampaikan langsung oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto untuk KRI Nanggala-402.
“Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam. Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRTI Nanggala” ujar Hadi dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021), dilansir dari Kompas.com.
Adapun barang-barang yang ditemukan yaitu pelusur tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, kemudian di botol oranye itu pelumas perskpp kapal selam.
Serta alat yang dipakai ABK Nanggala untuk shalat, dam spon untuk menahan panas pada presroom.
“Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.
Artikel asli : tribunnews.com