“Ya, memang itu daerah rawan bencana pergerakan tanah. Zona merah,” kata Sekretaris BPBD Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan kepada Kompas.com via telepon, Rabu (25/3/2020).
Karena itu, pihaknya akan melakukan kajian mendalam dan menyeluruh secara lintas sektoral terkait potensi merelokasi permukiman penduduk tersebut.
“Karena kan harus dikonsep matang juga, termasuk menyiapkan lokasi baru. Jadi, untuk rencana itu (relokasi) memang harus dibicarakan dengan banyak pihak,” ujar dia.
Disebutkan, fokus pemerintah daerah saat ini adalah pada nasib warga terdampak yang kini tinggal sementara di tenda pengungsian, madrasah, dan rumah-rumah penduduk.
“Logistik juga sudah didroping ke lokasi untuk memenuhi kebutuhan mereka selama tinggal di pengungsian,” kata Irfan.
Longsor Susulan
Pihaknya mengingatkan warga untuk tetap waspada mengingat intensitas hujan masih tinggi yang bisa memicu longsor susulan.
“Untuk rumah warga lainnya yang terancam sudah kita imbau penghuninya untuk sementara turut mengungsi dulu dengan warga yang terdampak,” ujar dia.
“Terkait rumah yang rusak akibat bencana ini, tentunya akan mendapatkan bantuan perbaikan,” ucapnya.
Sementara Ketua RT 006/004 Kampung Belendung Mohamad Iwan mengatakan, bencana tanah longsor di wilayahnya merupakan kali kedua terjadi kurun lima tahun terakhir.
“Dulu juga pernah terjadi, 2016. Namun, tidak separah seperti yang sekarang,” kata Iwan kepada Kompas.com.
Diberitakan sebelumnya, lereng bukit setinggi 200 meter longsor dan menimpa permukiman penduduk di Desa Karangnunggal, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (22/3/2020) dini hari.
Tidak ada korban jiwa, namun puluhan rumah warga rusak berat, sedang dan ringan, serta 104 rumah lainnya terancam. BPBD Kabupaten Cianjur mencatat, sebanyak 346 warga yang tersebar di delapan kampung di Desa Karangnunggal terdampak bencana tersebut.
Disebutkan, beberapa lokasi bencana masih belum bisa dijangkau kendaraan karena akses jalan terhalang material longsor.
Para Korban telah diungsikan ke posko pengungsian, madrasah, dan rumah-rumah penduduk yang dirasa aman.
Adapun ke-8 kampung yang terdampak bencana tanah longsor tersebut, yakni Kampung Belendung, Cikadu, Pasarean, Munjul, Cihurip, Cibeunying, Cikerebek, dan Kampung Cijeungjing.
Artikel asli : tribunnews.com