Siswa SMK Meninggal Usai Divaksin, Sempat Beri Tahu Petugas Riwayat Penyakit, tapi Kenapa Tetap Disuntik?

  • Share

Cahyono Putra (17), seorang siswa sekolah menengah atas (SMK) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, meninggal dunia setelah disuntik vaksin Covid-19 pada Rabu (1/9/2021).

Cahyono ditemukan meninggal dunia di kamarnya.

Ibu kandung Cahyono, Ani Anggraeni (40) mengatakan, anaknya sebenarnya dalam kondisi pemulihan pengobatan penyakit lambung.

Bahkan, Cahyono masih mengonsumsi sisa obat penyakit lambung saat ikut belajar tatap muka di sekolah dan saat proses vaksinasi.

Sebelum disuntik vaksin, menurut Ani, Cahyono juga telah menyampaikan informasi mengenai riwayat penyakit dan pengobatan kepada petugas vaksinasi.

Sementara ayah Cahyono, Nono mempertanyakan prosedur vaksinasi dan skrining yang dilakukan petugas medis.

Apalagi seperti yang menimpa Cahyono, di mana vaksinasi dilakukan terhadap orang yang sedang sakit dan sedang dalam masa pengobatan.

“Saya kan tanya ke anak saya, waktu itu bilang enggak ke petugas medisnya kalau masih sakit. Kata anak saya, ‘bilang Pak’. Nah, biasanya kan observasi kalau ada yang sakit enggak boleh divaksin, kenapa ini masih disuntik saja?” kata Nono, Rabu (8/9/2021).

Penjelasan Komda KIPI

Ketua Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jabar Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, Cahyono menderita sakit yang serius dua pekan sebelum divaksin.

Hingga saat akan divaksin, badan remaja ini belum dalam kondisi fit. Namun, karena ingin sekolah, ia memaksakan diri untuk divaksin.

Di tempat vaksinasi, Cahyono terlihat sehat, sehingga bisa melalui proses vaksinasi. Namun, seusai vaksinasi, remaja ini merasakan lemas.

“Analisanya, (Cahyono) mengalami reaksi sedang (lemas). Kalau berat dia bisa pingsan,” ucap Kusnandi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Karena tidak menunjukkan gejala berat, Cahyono diperbolehkan pulang. Ia bisa berjalan kaki dan pulang ke rumah.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *